Bali Berupaya untuk Mandiri Pangan

Denpasar [KP]-Gubernur Bali I Wayan Koster menginginkan agar Bali mandiri pangan, minimal untuk konsumsi penduduk lokal Bali atau orang-orang yang tinggal di Pulau Bali termasuk wisatawan dan kaum pendatang. Dalam pembangunan Bali 5 tahun kedepan, Pemerintah Provinsi Bali ingin mewujudkan kemandirian pangan dengan meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian serta memastikan  terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan dalam jumlah yang memadai bagi kehidupan Krama Bali sebagaimana tertuang dalam Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana.

Menurut Koster, Bali bisa mewujudkan hal itu karena sumber daya ada, lahan ada, teknologi ada, tenaga ahli ada. “Berdasarkan data dan laporan tentang kondisi ketahanan pangan di Provinsi Bali dari aspek ketersediaan pangan cukup memadai untuk kebutuhan penduduk Bali dan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali dengan tingkat keterjangkauan dan distribusi pangan sudah sampai ke seluruh pelosok desa di Bali dengan harga sangat stabil. Namun demikian saya tidak henti-hentinya mengajak semua pihak untuk senantiasa menjaga stabilitas cadangan  dan harga pangan sehingga Bali tetap ajeg di bidang pangan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, kenapa sampai saat ini Bali belum mandiri pangan, kenapa banyak bahan pangan masih dipasok dari luar Bali. Hal ini terjadi karena belum ada sistem, belum aada mekanisme kerja tim yang solid. Bali memperkuat kerjasama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan nasional dan lokal Bali serta memotivasi stakeholder untuk berpartisipasi secara  aktif dan berkelanjutan dalam membangun ketahanan pangan. “Untuk itu kami meminta agar semua pihak tetap berkomitmen dengan semangat gotong royong untuk membantu saudara kita yang menemui kesulitan dalam pemenuhan pangan. Salah satu program yang harus kita laksanakan bersama yaitu mengurangi ketergantungan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang bersumber dari beras atau terigu serta  menggantikan dengan sumber – sumber pangan lokal yang ada di sekitar kita,” ujar Koster.

Untuk itu, Koster mengajak krama Bali untuk memanfaatkan secara optimal tanah pekarangan dan lahan kosong / tidak produktif di sekitar untuk ditanam  berbagai jenis tanaman pangan sebagai sumber pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman serta ditanami berbagai jenis tanaman yang sangat diperlukan sebagai sarana upakara/ritual keagamaan. “Saat ini ada kecendrungan bahwa pola konsumsi masyarakat khususnya anak-anak dan generasi muda kita lebih menyukai produk pangan cepat saji dan mengabaikan kurang menyukai produk pangan lokal segar yang sesungguhnya sangat bermanfaaat bagi pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan. “Kebiasaan yang kurang baik tersebut harus segera kita kikis dengan senantiasa mengajak anak-anak dan generasi muda untuk mengkonsumsi pangan lokal yang beragam bergizi seimbang. Begitu pula kepada para produsen pangan agar senantiasa menggali potensi pangan lokal untuk dijadikan produk pangan yang disukai masyarakat khususnya anak- anak sehingga pangan lokal menjadi pangan favorit masyarakat,” imbuhnya.

Dalam rangka gerakan percepatan diversifikasi pangan diperlukan komitmen semua pihak untuk mengurangi ketergantungan pada beras mengganti dengan pangan lokal dengan mutu setara bahkan lebih bagus dari beras.

“Saya berharap kepada Bupati/Walikota se-Bali agar terus menerus memantapkan komitmennya mensejahterakan masyarakat, khususnya melalui berbagai program ketahanan pangan bersinergi dengan program Pemerintah Provinsi dan pusat. Kita telah merancang peraturan Gubernur agar nantinya hotel, restoran dan lainnya menggunakan buah lokal bali, kita punya segalanya. Semua itu harus kita manfaatkan dengan baik,” pungkasnya. A03

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *