Ini 27 Alasan Pelanggar Pemakaian Masker yang tidak Boleh Ditiru
Denpasar-Upaya Pemprov Bali untuk memerangi Covid19 tidak pernah surut. Hal ini disebabkan peningkatan kasus positif di Bali yang meningkat pesat dalam sepekan terakhir. Bali saat ini sedang gencar menerapkan Pergub Bali Nomor 46 Tahun 2020 yang salah satunya berisikan tentang sanksi dan penindakan bagi yang tidak mengenakan masker di jalanan atau keluar rumah. Kabid Trantib SatPol PP Bali Komang Kusuma Edy mengatakan, penerapan Pergub 46 Tahun 2020 sudah diawali dengan tahap sosialisasi selama hampir dua pekan. Sudah cukup waktunya bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana pemberlakukan Pergub 46 tersebut. Apalagi sosialisasi dilakukan sangat masif, melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari SatPol PP, BPBD Bali dan kabupaten dan kota seluruh Bali, aparat TNI dan Polri yang ada di seluruh Bali, pecalang, para relawan dari berbagai elemen masyarakat. Selama kurang lebih dua pekan, sosialisasi dengan membagikan masker sangat massif dilakukan dan sekarang saatnya diterapkan.
Namun menariknya, menurut Edy, masih ada saja masyarakat yang tidak mau menggunakan masker atau kalaupun menggunakan masker tapi salah atau tidak menempatkan masker sesuai fungsinya. “Selama ini kami mencoba merangkumnya berbagai alasan atau jawaban masyarakat saat diperiksa atau disidak petugas. Namun ini bukan untuk ditiru masyarakat. Sebab, saatnya Pergub 46 ditegakkan. Kita tidak mau main-main. Pandemi ini masih terus berlangsung,” ujarnya. Berikut ini ada 27 alasan masyarakat yang tidak menggunakan masker dan alasan itu ditemukan berkali-kali. Ke-27 alasan itu adalah malas, panas, lupa, jelek, keluar sebentar, ketinggalan, sesak, tidak enak atau tidak nyaman, susah nafas, buru-buru, sudah pakai helm tidak perlu masker lagi, dalam mobil, olah raga, gatal, ribet, tidak suka, selesai makan, merokok, kelihatan jelek, susah dikenali, tidak ada masker, ada di motor, tidak biasa, baru mau beli, merasa pusing,diam saja. “Ini alasan yang tidak masuk akal. Jangan sampai diulangi lagi,” ujarnya.
Saat ini pihaknya meminta masyarakat untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan, menjaga dirinya sendiri, menjaga keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Ini bertujuan untuk memutus rantai penularan Covid19 di Bali. “Di lapangan memang ditemukan banyak perbedaan persepsi dari masyarakat. Namun kita berjalan on the track saja. Kita tindak bagi yang melanggar, sebab ini semua demi kepentingan dan kebaikan bersama,” ujarnya. A01