Mahasiwa Nagekeo Gelar Diskusi Terbuka Soal Pergeseran Nilai Sumpah Pemuda

Denpasar[KP]-Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Nagekeo (IKMAPENA) Bali menggelar diskusi terbuka dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, Kamis malam (28/10/2021) dengan mengusung tema besar “Peran Pemuda Nagekeo di Pusaran Era Baru”. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari program kerja kepengurusan IKMAPENA Bali periode 2020-2021 di bawah nahkoda Yanto Dare selaku ketua IKMAPENA Bali dengan tujuan memberikan pemahaman betapa pentingnya peran pemuda dalam sebuah perubahan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua cara yaitu online dan ofline karena mengingat sebagian dari anggota IKMPENA Bali saat ini banyak yang sudah pulang ke kampung sehingga melalui media zoom meeting teman-teman semua dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan baik.

Kegiatan kali ini semestinya menghadirkan 5 fasilitator yakni Patrianus Lali Wolo (Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi NTT), Marianus Waja, (Wakil Bupati Nagekeo), Kristianua Du’a Wea (Wakil Ketua DPRD Nagekeo), Herman Umbu Billy (CEO Sumba TV), Arnoldus Dhae, (Wartawan Media Indonesia). Namun karena kendala teknis, tidak semua fasilitator tidak bisa hadir yakni Wakil Komisi II DPRD NTT Patrianus Lali Wolo, Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja dan Wakil Ketua DPRD Nagekeo Kristianus Du’a.
Dalam sambutan Ketua IKMAPENA Bali Yanto Dare menegaskan, era globalisasi itu sendiri memudahkan kita untuk mengakses dan bagaimana memanfaatkan Teknologi. “Era globalisasi itu seperti bola liar. Artinya perubahan itu datang tidak selamanya harus meminta izin terlebih dahulu kepada kita semua. Mestinya sebagai pemuda itu kita harus peka akan perkembangan informasi dan teknologi itu sendiri. Ekonomi pun mestinya masuk dan berjalan berimbang dengan IPTEK,” ujarnya.

Pengembangan pariwisata dan beberapa sektor ekonomi lainnya itu sendiri perlu adanya perubahan-perubahan melalui ide ide dari pemuda terlebih khusus Pemuda Nagekeo.
Tahun ini tema nasional sendiri ialah Bersatu, Bangkit dan Tumbuh. Lalu kita mencoba untuk mengaitkannya dengan tema diskusi dalam Forum IKMAPENA Bali kali ini adalah “Peran Pemuda Nagekeo di Pusaran Era Baru”.

Ketua IKANA Bali dan juga merupakan bagian dari orang tua anak muda Nagekeo di Bali Agus Melan menyampaikam, bahwa sebagai anak muda itu harus memiliki peran, karena perubahan itu ada tidak luput dari peranan para pemuda terlebih khususnya pemuda IKMAPENA Bali. Ia mengisyaratkan bahwa pada tahun 2030 nanti Indonesia akan menjadi salah satu negara terkuat di Indopasifik dalam bidang ekomomi. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki ekonomi terkuat di dunia di tahun 2030. “Dalam hal ini pemuda harus berada di dalam gerbong dan jangan sampai hanya jadi penonton. Harapan saya, setelah diskusi ini akan lebih mantap dan gagah kalau nanti kembali ke kampung halaman dan melakukan perubahan,” ujarnya.

Fasilitator diskusi Arnold Dhae mengingatkan kembali kepada semua pemuda IKMAPENA Bali bahwa Sumpah Pemuda itu usianya saat ini memasuki 93 tahun dan itu merupakan usia yang sangat tua karena hampir mendekati satu abad. Pesan sumpah pemuda adalah, bertumpah darah yang satu, berbangsa yang satu dan berbahasa yang satu. “Lalu apakah mereka yang mengikrar sumpah pemuda itu sudah mengetahui bahwa Indosnesia akan merdeka?. Saya yakin mereka juga tidak tahu Indonesia akan merdeka, tetapi sebetulnya mereka memiliki satu rasa yaitu rasa kebangsaan yang kuat. Maka 17 tahun kemudian Indonesia merdeka,” ujarnya.

Rasa kebangsaan itu kini sudah bergeser sejalan dengan pesatnya globalisasi dan IT. Namun para pemuda, terutama IKMAPENA perlu sadar betul kondisi bangsa saat ini. Beberapa di antaranya pembangunan infrastruktur yang belum merata, pemanfaatan SDA yang belum optimal, peningkatan SDM yang tidak adil, meningkatnya paham radikalisme dan intoleransi. Dalam sisi infrastruktur dan pembangunan SDM sudah mulai kelihatan pemerataan di zaman Jokowi. “Saat ini di era Jokowi sinar keadilan itu mulai muncul dan rasa nasionalismenya juga sangat tinggi. Akan tetapi SDA yang ada di Indonesia bagian Timur yang masih belum digarap dengan baik dan juga SDM masih belum merata. Sementara ancaman radikalisme bermunculan setiap hari. Rasa nasionalisme para pemuda sudah berada di zona kuning,” ujarnya.

Sementara CEO Sumba TV Herman Umbu Billy mengatakan, pemuda Nagekeo harus memiliki kemampuan akselerasi untuk beradaptasi secara cepat. Cita cita pemuda di tahun 1928 itu hanya satu yaitu memerdekakan Indonesia. Apakah cita cita kita saat ini juga sama seperti itu?.
Dalam visi yang diusulkan oleh Presiden RI, Indonesia akan maju di tahun 2045. Itu merupakan arahan yang jelas kemana arah negara kita ini. NTT merupakan provinsi termiskin ke tiga, lalu bagaimana posisi kita sebagai anak muda di Provinsi NTT. “Ekonomi kreatif adalah bonus demografi di mana usia produktif lebih banyak. Dan itu juga merupakan sebagai batu loncatan bagi orang yang kreatif di mana saat ini kita sebagai manusia dimanfaatkan oleh robot. Ekonomi kreatif itu harus didorong karena bisa memanusiakan manusia tetapi saat ini berbalik di mana teknologi memanusiakan manusia. Di era 5.0 memperbaiki kita untuk memanfaatkan teknologi. Anak muda hari ini harus memiliki perubahan sesuai dengan basic ilmunya,” ujarnya.

Ekonomi kreatif itu dasarnya adalah lokalitas yang sudah diwariskan oleh leluhur sebelumnya. Di NTT itu kita memiliki laut, pantai dan gunung yang begitu indah. Kreatifitas itu sudah mengalir dalam diri kita. Contohnya ibu ibu zaman dulu ketika membutuhkan pakaian ya mereka harus menenun. “Karya itu mahal karena ada orangnya,” ujarnya. Melestarikan kembali kearifan lokal itu menjadikan pertumbuhan ekonomi. Sehingga domain lokal bisa juga dibawakan ke pentas lokal dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada untuk menjadi sesuatu yang kreatif. A01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *