Mall di Indonesia Cepat Sesuaikan dengan Trend Life Style Masyarakat

Kuta (KP)-Menteri Perdagangan Enggar Tiasto Lukita tampil sebagai pembicara kunci dalam Council of Asian Shopping Centres Conference di Kuta Bali, Selasa (25/9). Di hadapan para pengusaha pusat perbelanjaan dari Indonesia dari negara-negara Asia lainnya, Mendag meminta agar para anggota Asosiasi Pengelolah Pusat Belanja di Indonesia perlu memperhatikan life style dari para pembeli. “Saya sampaikan kepada para pengusahan pusat belanja, bahwa saat ini sudah ada perubahan dan pergeseran gaya hidup atau life style. Dulu orang belanja di mall, mereka datang ke brand-brand terkenal lalu memilih barangnya, membelinya. Sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Hal ini diakui sendiri oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelolah Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan bahwa sudah ada perubahan yang bisa dilihat dari pola hidup dan pola belanja masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, saat ini orang datang ke mall hanya untuk bertemu, mengobrol, rekreasi, duduk-duduk, dan sejenisnya. Sementara kalau untuk berbelanja, mereka tinggal klik, bayar, barang datang ke rumah. Atau mereka datang ke toko special store hanya sekedar untuk memesan barang. “Makanya dalam Konferensi Dewan Pusat Belanja Asia ini, saya meminta pengusaha Indonesia untuk berbagi, menimba pengalaman dari berbagai negara lainnya. Jangan sampai Indonesia tertinggal,” ujarnya. Ia sepakat, trend ini akan terus terjadi sehingga Kemenpar saat ini sedang mengembangkan wisata belanja. Perubahan gaya hidup ini bukan hanya terjadi Indonesia, tetapi sudah menjadi fenomena global, terjadi di seluruh negara di dunia. Perubahan gaya hidup ini juga berdampak pada pengeluaran masyarakat juga. Dengan adanya E-comerce, maka gaya hidup akan cepat sekali berubah dan pengeluaran juga berubah. “Kalau kita tidak berubah, maka usaha kita akan terganggu. Saya tidak mau ada satu pun mall di Indonesia yang terganggu. Makanya saya mengajak mereka agar cepat berubah, cepat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi, dengan pola hidup masyarakat,” ujarnya.

Menurut Mendag, mall itu bukan hanya bagian dari properti saja, tetapi ada ribuan tenaga kerja yang diserap. Pertumbuhan di Indonesia saat ini cukup baik mulai dari consumers spending hingga serapan tenaga kerja Di Bali dan di beberapa kota wisata lainnya di Indonesia, para wisatawan mendatangi mall sebagai rekreasi dan nonton, makan dan minum. Bukan hanya sekedar belanja. Salah satu target Kemenpar adalah wisata belanja yang dipadukan dengan keindahan alam. Bila mall sudah menyesuaikan dengan perubahan trend gaya hidup maka tidak ada regulasi pun, mereka akan menyesuaikan diri. “Tidak ada regulasi pun, asosiasi mall akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada,” ujarnya.A08

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *