Mundur Paksa Beberapa Kader Perintis Partai Perindo Bali Direspon Arus Bawah

Denpasar [KP]-Kepemimpinan Dr. Sukla Arnata, S.H.,M.H. dalam menakhodai Partai Perindo Bali yang dinilai mulai mengarah ke otoriter mulai menjadi soal. Selain masalah-masalah yang sempat ditangani DPP, beberapa pengurus dan kader mulai berani angkat bicara sementara beberapa lainnya memilih pasif dan ada juga yang kemudian memilih untuk mundur.

Gaya otoriter ini sempat dikeluhkan oleh beberapa Pengurus DPW dan DPD Perindo Bali saat wawancara melalui percakapan telepon, Secara mengejutkan I Gde Arya Budiman, pengurus yang setia yang turut sejak awal mendirikan Partai Perindo di Bali ini mengaku jika dirinya sempat disarankan oleh Sukla Arnata untuk menandatangani surat pengunduran diri dengan alasan yang kurang jelas.

Arya Budiman lalu menceritakan bahwa surat tersebut tidak kunjung ditembuskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Sementara beberapa tugas kebendaharaan masih harus tetap diselesaikannya.

“Saya pikir diminta mundur kemudian langsung digantikan oleh seseorang yang sudah disiapkan. Ternyata tidak. Dan sayapun sampai saat ini terus memohon agar surat pengunduran diri saya dapat diteruskan ke DPP Segera ,” Ungkap Arya Budiman.

Kader dan Pengurus lain yang juga di hubungi menyatakan bingung sampai hari ini Perindo Bali belum ada pergerakan bahkan yang terjadi banyak kader dan pengurus mengundurkan diri. Seperti Ketua dan Sekretaris DPD Karangasem, Sekretaris Kota Denpasar, Ketua DPC Denpasar Selatan.

Pengurus dan kader Perindo Bali mengaku bingung dengan situasi yang tengah dihadapi. Ketua DPD Gianyar di ganti tanpa sepengetahuan KSB DPW, dan Ketua DPD Gianyar. Bendahara DPD Buleleng di ganti juga tanpa sepengetahuan KSB DPW. Kondisi ini otomatis membuat Partai besutan Bos Media Hary Tanoesudibjo praktis belum ada aktifitasnya di Bali padahal tahapan Pemilu serentak 2024 sudah didepan mata.

Sementara Sekwil Perindo Bali Nyoman Widana saat di konfirmasi mengamini kondisi Partai Perindo Bali yang saat ini masih dalam kondisi vakum.

Beberapa ketua DPD yang di hubungi terpisah serta beberapa anggota Dewan yang di konfirmasi juga menyatakan sama.

“Saya merasa ini sudah mengarah pada gaya kepemimpinan otoriter, seenak udel sendiri,” Ujar kader dari Klungkung yang tak ingin disebut namanya,”Dan saya yakin gelombang pengunduran diri kader serta pengurus Perindo se-Bali semakin hari semakin membesar jika DPP tak segera merespon dengan baik.”

Kader yang pernah maju mewakili Perindo dalam kontestasi Pemilu Legislatif 2019 lalu ini kemudian menyampaikan saran,”Kami loyal dan taat azas berpartai, kami loyal pada Ketua Umum, bahkan juga loyal pada Pak Sukla selaku Ketua DPW. Hanya saja kami merasa tidak nyaman dengan gaya kepemimpinan yang sentralistik, egosentrik, ditambah keberadaan para pembisik yang bahkan tidak ada masuk dalam struktur kepengurusan partai.

“Kami tetap berharap agar persatuan dapat terjaga guna menghindari perpecahan. Dan DPP dapat merespon dengan mengakomodir masukan 7 Ketua DPD se-Bali yang menginginkan perubahan gaya kepemimpinan di Perindo Bali,” lanjutnya menutup percakapan,”Partai sebagai salah satu Pilar Demokrasi semestinya keputusan selain harus berorientasi pada pemenangan pemilu, juga selayaknya diambil secara kolektif kolegial bukannya malah menerapkan gaya feodal, subyektif, dan Asal Bapak Senang. Kami yakin DPP bisa memahami.” A01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *