OJK akan Atensi Khusus Penyebab Lambannya Pertumbuhan Kredit di Bali
Denpasar [KP]-Setelah dilantik menjadi Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK)Wilayah Bali-Nusa Tenggara, Elyanus Pongsoda menerima banyak pekerjaan rumah tentang berbagai hal tentang industri jasa keuangan sampai dengan berbagai investasi liar di Bali dan Nusa Tenggara. Pekerjaan rumah itu dijelaskan oleh Ketua OJK sebelum, Hisbulah. Ternyata di Bali ada banyak persoalan yang harus diselesaikan oleh Elyanus Pongsoda sebagai Ketua OJK yang baru.
Beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan antara lain kepengurusan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali. Saat ini Dirut BPD Bali dan Direktur lainnya sampai saat ini masih proses. Gubernur Bali terpilih Wayan Koster sudah dimintai arahan untuk mempercepat penyelesian kepengurusan BPD Bali. Kedua, soal penyaluran kredit di Bali yang pertumbuhanya terus melambat. Sebetulnya ini adalah dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin melemah dan juga dampak pertumbuhan ekonomi sebelumnya. “Kredit tetap tumbuh, tetapi lambat. Kita maunya cepat. Saat ini pertumbuhan dibawa nasional. Kalau nasional 10-12 persen. Bali tahun sebelumnya 8 persen, namun sekarang baru mencapai 4 persen lebih. Ini Ketua OJK baru harus merancang agar pertumbuahnnya cepat,” ujar Hisbulah di Denpasar, Sabtu (15/12). Sampai sekarang masih sekitar Rp 85 triliun. Faktornya penyebabnya banyak, seperti dampak ekonomi nasional, pasar property yang menurun, dampak pariwisata yang terganggu oleh beberapa peristiwa alam selama ini di Bali.
Sementara Ketua OJK yang baru Elyanus Pongsoda ketika menerima pekerjaan rumah tersebut mengatakan, pihaknya akan menggenjot berbagai persoalan yang dihadapi oleh industrik keuangan di Bali. Pihaknya akan menelusuri kredita yang lambat itu di sektor apa saja, apa saja penyebabnya. “Misalnya BPD Bali, target KUR-nya harus mencapai Rp 1 triliun. Ini harus digenjot benar. Kita harus melihat sektor yang produktif, seperti UKM, pariwisata, kelautan dan perikanan. Ini harus diprioritaskan,” ujarnya. Selain itu, pihaknya akan memberikan atensi terhadap investasi bodong di Bali. Ini adalah peran OJK dalam perlindungan konsumen dan akan melibatkan tim kewaspadaan investasi.
Gubernur Bali, Wayan Koster menargetkan, pertumbuhan ekonomi Bali meningkat 6,5 persen. Di mana ditriwulan ke tiga ini, pertumbuhan ekonomi Bali sudah mencapai 6,2 persen. “Sebenarnya target kita 6,5 persen. Mudah-mudahan sampai akhir tahun ini bisa mendekati,” kata Koster.
Untuk tahun 2019 mendatang, Koster menargetkan mampu meningkatkan perekonomian Bali. “Tahun 2020 baru melesat,” ujarnya. Pihaknya akan menata perekonomian Bali. “Jadi yang nggak benar kita tata. Baik itu yang ilegal, yang bodong kita tertibkan dengan tegas, mulai tahun 2019 akan dilakukan penindakan dengan tegas,” tegas Koster. A05