Pemerintah Buka Sayembara bagi Arsitek untuk Bangun Ibukota
Nusa Dua[KP]-Kementerian PUPR menggelar sayembara bagi seluruh arsitek di Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan Ibukota baru di Kalimantan. Hal ini disampaikan Menteri PUPR Muhamad Basoeki Hadimuljono saat ditemui di Nusa Dua Bali, Jumat (13/9). Sayembara itu akan terbuka untuk umum bagi seluruh arsitek Indonesia. “Sekarang kita sudah mulai dengan sayembara desain kawasan, secara nasional. Sayembara ini terbuka untuk para arsitek, para ahli tata kota, para planolog. Saya minta harus banyak kontribusi dari anak bangsa. Saya akan wadahi melalui sayembara,” ujarnya.
Saat ini prosesnya adalah pemilihan dan penentuan juri oleh Kementerian PU. Jumlah juri akan berkisar 7 atau 9 juri. Para juri ini yang akan menentukan, menyeleksi mana konnsep dan desain yang terbaik. Prosesnya akan terbuka, transparan dan jauh dari hal-hal yang negatif. “Sekarang sedang dijalankan. Baru dapat dua orang,” ujarnya. Salah satunya adalah para peserta lomba harus mampu menarasikan konsep tata kota yang sudah ada. Narasi itulah yang akan diambil bila sesuai dengan panduan yang sudah ada. Seluruh aspek akan dinilai sejak melakukan perencanaan. “Saya minta para arsitek agar berpartisipasi. Ini untuk Indonesia. Ibukota ini milik semua,” ujarnya.
Menurut menteri yang suka gitar ini, apa yang sudah digambarkan, didesain oleh Kementerian PU itu tetap jadi TOR-nya, jadi panduan, jadi guideline-nya. Artinya, desain kriteria sudah ada. Para peserta sayembara tinggal menarasikan secara detail, mau seperti apa ibukota baru itu. “Dari sekian banyak yang masuk, akan dipilih 3 terbaik yang kemudian akan dipakai,” ujarnya. Kemudian dari 3 terbaik itu akan disayembarakan secara internasional. Tujuannya, agar para arsitek luar pun bisa memberikan tambahan untuk menyempurnakan desai ibukota baru Indonesia. Peserta luar negeri, sifatnya hanya menambah konsep yang sudah ada dan tidak mengubah desain kriteria yang sudah ada. Peserta asing sifatnya hanya menambahkan apa yang sudah ada.
Pembangunan kota dengan sistem sayembara sudah banyak dilakukan di berbagai negara di dunia. Tujuannya agar kota yang konsepnya ‘kota di tengah hutan’ itu menjadi kota terbaik. Dengan dasar 3 terbaik Indonesia itu kemudian disayembarakan di tingkat dunia, apakah ada yang terbaik lagi selain tiga terbaik itu. Kalau ada yang lebih baik lagi maka akan dikolaborasikan dalam pembangunan dan penataan kota nanti. “Pembangunan kota itu harus visioner, untuk 50 tahun atau 100 tahun ke depan,” ujarnya. Salah satu TOR yang sudah tidak bisa diganggu adalah konsep ibukota baru sebagai ibukota Pancasila. Presiden Jokowi juga sudah dilaporkan soal sayembara dan presiden meminta agar secepatnya direalisasikan. Infrastruktur jalan, drainase, bendungan, itu sudah ada. A02