TNI AU Akui Layang-Layang Bali yang Unik dan Mistik

Denpasar[KP]-Seorang perwira TNI AU yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Operasi Lanud Ngurah Rai bernama Letko Lek Agus Fitriyanto mengakui kehebatan, keunikan dan mistisnya layang-layang di Bali. “Saya ini sudah bertugas hampir di seluruh wilayah tanah air ini, di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi. Saya juga sering main layang- layang sejak kecil hingga remaja. Namun setelah saya bertugas di Bali, semua pemahaman layang-layang jadi berubah. Ada banyak hal yang tidak masuk akal soal permainan layang-layang di Bali. Ada yang unik dan ada yang tidak bisa masuk dalam akal sehat saya,” ujarnya saat tampil dalam rapat koordinasi perisapan Bali Boogie, Jump in Paradise di Pantai Mesari, Seminyak, Kuta, Badung, pada tanggal 20-27 Juni 2022 nanti. Ia mengakui jika layang-layang di Bali itu sudah bukan sekedar permainan biasa tetapi sebagai budaya dan karena itu ada banyak perbedaan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Beberapa perbedaan dan keunikan permainan layang-layang di Bali itu antara lain pertama soal ukuran. Layang-layang di Bali itu berukuran besar. Talinya bukan benang lagi melainkan sejenis nilon yang besarnya seukuran ibu jari orang dewasa. Kedua, letak mistiknya adalah layang-layang Bali bisa bertahan di udara selama 24 jam dengan talinya diikat pada pohon atau penyanggah lainnya yang kuat. Jadi layang-layang di Bali tetap berada di udara siang dan malam berhari-hari. “Selama 24 jam berada di udara. Dan bisa berhari-hari. Ini tidak masuk akal sebab tekanan udara secara saintifik antara siang dan malam itu berbeda. Tetapi layang-layang yang berukuran besar itu tidak jatuh, tidak diturunkan oleh pemiliknya. Malahan diberi lampu warna-warni. Ini unik dan mistis,” ujarnya. Ketiga, soal ketinggian. Seluruh permainan layang-layang di Indonesia, di Bali-lah yang diterbangkan paling tinggi. Ketinggian layang-layang Bali bisa mencapai tiga ribu kaki. “Ini luar biasa tinggi untuk sebuah layang-layang. Dan ini hanya ada di Bali,” ujarnya.
Namun Kadis OPS Lanud Ngurah Rai ini tetap memberikan hormat dan apresiasi yang tinggi terhadap kesadaran masyarakat Bali karena tidak menggangu aktifitas penerbangan. “Saya salut, dan hormat. Mereka tidak ganggu penerbangan. Sebab radiusnya cukup jauh. Mereka patuh dan taat. Sosialisasi dan edukasi cepat direspon. Inilah keunikan budaya Bali,” ujarnya. Sebab menurutnya, layang-layang dengan ukuran besar, dengan ketinggian  tiga ribu kaki, bila dinaikan dalam radius kurang dari 5 kilometer  Bandara Ngurah Rai maka akan sangat ganggu penerbangan. Bahkan bisa terjadi insiden. Namun hal itu tidak terjadi.
Untuk event Bali Boogie Jump in Paradise, lokasi pendaratan yang dipilih adalah Pantai Mesari, Seminyak, Kuta Bali. Melalui desa dan kelurahan serta pihak kecamatan setempat, sudah disosialisasikan agar permainan layang-layang dihentikan sementara. Radiusnya tidak boleh kurang dari 2 kilometer. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan para penerjun. “Sudah kami sosialisasikan melalui desa, desa adat, kelurahan, dan kecamatan. Agar layang-layang untuk sementara disetop atau radiusnya jauh. Ini untuk menjaga keselamatan para penerjun,” ujarnya.
Hal ini sangat penting karena event ini baru pertama kali diadakan di Bali, yakni terbang menggunakan wingsuit, baju terbang. “Event ini sudah berjalan lima kali di Mesir, dan sekarang dibawa ke Bali dengan Jump in Paradise,” ungkapnya. Semua peserta adalah mereka yang pernah bertarung di event bergengsi di dunia. Mereka ingin bertarung di Bali dan ingin merasakan sesansi terjun di pulau Dewata atau pulau Surga. Untuk menuju event tersebut maka pihak Lanud Ngurah Rai akan melakukan pengamanan penuh. Pengamanan bakal dilakukan di sepanjang Pantai Seminyak, dan juga perizinan dari Desa Adat Seminya. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan kearifan lokal dengan melaksanakan matur piuning di pura yang ada di kawasan Pantai Seminyak. “Kami mohon agar masyarakat tidak menaikkan layang-layang,” pintanya. A01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *