Wagub Minta Bali Jangan Dijual Murah

Denpasar (KP)-Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati (Cok Ace) meminta kepada para pelaku pariwisata Bali agar jangan sampai Bali dijual murah kepada wisatawan. Ia mengatakan, peningkatan kualitas sektor pariwisata menjadi salah satu program prioritas dalam kepemimpinannya saat ini. Dalam visi misi Gubernur Wayan Koster dan Wagub Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), peningkatan kualitas pariwisata Bali sudah masuk dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Pariwisata akan dibenahi agar Bali tak dijual murah.

Cok Ace mengaku, dirinya sudah beberapa kali bertemu dengan para pelaku industri pariwisata Bali untuk menyampaikan hal yang sama. Terakhir, dirinya bertemu dengan Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Bali dan organisasi kepariwisataan lainnya di Kantor Gubernur, pada Rabu (3/10). Selain itu,  Gubernur Wayan Koster menaruh perhatian yang sangat besar terhadap upaya pembenahan pariwisata Bali. “Bapak Gubernur menugaskan saya untuk mengawal program di bidang kepariwisataan,” ujarnya di Denpasar, Rabu (3/10). Kata Cok Ace, salah satu persoalan yang harus mendapat perhatian adalah fenomena perang harga yang mengakibatkan Bali dijual sangat murah. Persoalan lainnya adalah kemacetan yang sering dikeluhkan wisatawan dan menurunnya kualitas destinasi. “Saya kira kita harus sepakat dengan sejumlah persoalan itu. Sekarang mari kita cari solusi, apa-apa yang harus dibenahi dan kita mulai dari mana. Jangan sampai Bali yang sangat indah ini dijual murah,” bebernya.

Ditambahkan Cok Ace, untuk mengatasi persoalan kemacetan, pihaknya telah menempuh beberapa langkah konkrit. Satu diantaranya adalah peningkatan kualitas infrastruktur jalan dan bandara. Dalam bidang infrastruktur jalan, Pemprov Bali memprioritaskan penuntasan shortcut Bedugul-Singaraja. Selain itu, Tol Denpasar-Gilimanuk juga akan digarap lebih serius dan diharapkan segera terealisasi.

Ketua GIPI IB Agung Partha mengatakan, sejumlah persoalan memang tengah dihadapi pariwisata Bali. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah perang harga yang sangat merugikan pelaku pariwisata. Untuk itu, pihaknya akan mencoba merancang standar harga minimum untuk seluruh sarana dan prasarana pendukung pariwisata. Persoalan ini akan dibahas dalam pertemuan lebih lanjut yang akan diagendakan secara rutin. “Perang harga tidak boleh terjadi. Kita akan merancang untuk menentukan berapa harga standarnya,” ujarnya. A08

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *