Lebih dari Tiga Ribu Anak di Bali Terlantar
Denpasar[KP]-Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan, saat ini lebih dari 3 ribu anak-anak di Bali dalam usia sekolah yang terlantar. Hal ini disampaikan Dewa saat menggelar acara One Day For Children di Lapangan Renon Denpasar, Sabtu (20/7). Jumlah ini ada yang tertampung di yayasan sosial, ada yang diasuh oleh banyak keluarga namun ada yang berada di jalanan atau tinggal di keluarga dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Umumnya mereka menjadi telantar karena faktor ekonomi, tidak memiliki kemampuan keuangan untuk mengenyam pendidikan yang cukup. Jumlah ini tersebar secara merata hampir di seluruh kabupaten di Bali.
Hingga saat ini pemerintah setempat terus berupaya untuk menangani persoalan ini. Seperti di antaranya memberikan pendidikan dan pelatihan, menggandeng beberapa yayasan sosial untuk ditampung, dididik, disekolahkan dan seterusnya. Pemerintah juga menggalang donatur, memberikan bantuan keuangan dan sebagainya. Pemerintah juga bekerja sama dengan beberapa perusahan negara dan swasta menggalan dana untuk bedah rumah, menjadi orang tua asuh dan seterusnya. “Salah satunya adalah kegiatan One Day For Children pada hari ini. Kita menghadirkan ratusan anak yatim piatu dan yang tidak mampu untuk sekedar bergembira bersama, memberikan sumbangan ala kadarnya kepada mereka yang kurang mampu,” ujarnya.
Kegiatan One Day For Childrean ini akan menjadi sebuah momen penghiburan dan kebersamaan bagi anak-anak yatim, sekaligus juga memberi kepercayaan pada mereka, bahwa mereka tidak sendiri dan mereka tidak tersisih. Tetapi masih banyak orang-orang yang peduli dan tulus membantu mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik. One Day for Children ini diinisiasi kawan-kawan Yayasan Relawan Bali di bawah koordinasi Wayan Andi Karyasa bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Bali.
Dalam acara yang dikemas menjadi semacam “camping” atau berkemah itu disediakan sebanyak tujuh stand permainan berhadiah, 12 stand makanan dan minuman serta 1.000 bingkisan untuk hadiah permainan, yang kesemuanya bisa dinikmati anak-anak secara gratis. Selain itu, saat “One Day for Children” juga akan diisi dengan pembagian tas dan alat sekolah, sekaligus peresmian Yayasan Relawan Bali. Dewa Mahendra mengatakan melalui kegiatan tersebut juga ingin mengetuk hati masyarakat bahwa anak-anak yang kurang mampu membutuhkan pendidikan maupun pembiayaan lainnya secara berkelanjutan sampai mereka dewasa. “Tidak hanya memberikan semangat untuk anak-anak yatim, kami juga ingin memberikan semangat kepada para relawan yang selama ini telah dengan ikhlas membantu anak-anak yang memang membutuhkan,” ucapnya. Para Relawan Bali, lanjut Dewa Mahendra, selama ini tidak saja peduli membantu anak-anak yatim, namun juga rutin membantu berkoordinasi dengan para donatur dan pihak-pihak terkait untuk kegiatan bedah rumah bagi yang membutuhkan, penyandang disabilitas, maupun membantu anak-anak kurang mampu. “Ini merupakan wujud kesetiakawanan sosial karena alangkah baiknya persoalan-persoalan sosial ditangani bersama-sama, tidak mesti semua menjadi tanggung jawab pemerintah,” ujar mantan Kepala Biro Humas Pemprov Bali itu. A05