Pemerintah Siapkan Insentif Rp 1,5 Miliar bagi Desa yang Berinovasi Membangun Desanya
Nusa Dua (KP)-Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Indonesia Eko Putro Sandjojo memberikan pemaparan tentang penggunaan dana desa dan model program inovasi desa dalam acara Country Led Konowledge Sharing (CLKLS), Selasa (15/10). Menurutnya, model dana desa di Indonesia memiliki model pembangunan dalam skala yang sangat besar. Misalnya, pemerintah membangun 150 kilometer jalan desa. Ini program yang sangat besar dan membutuhkan pengawasan yang besar pula. “Tetapi jangan takut, karena sekarang pengawasannya sudah melibatkan kepolisian, kejaksaan. Dan saya minta juga kepada teman-teman media ikut mengawasinya,” ujarnya.
Menurut Menteri PDTT, selain pembangunan desa yang berskala besar, pemerintah akan menyiapkan insentif bagi desa-desa yang memiliki inovasi yang besar. Inovasi itu didokumentasikan, baik secara tertulis maupun video. Lalu dokumentasi itu disebarkan ke seluruh desa di Indonesia sehingga bisa dicontohi. Saat ini Kemneterian PDTT memliki lebih dari 30 ribu dokumentasi yang siap disebarkan bila desa ingin melihatnya. Setiap desa perlu mengembangkan apa yang menjadi potensi desanya. Pemerintah aka siap membantu dengan bekerja sama dengan para stakeholder lainnya. “Pemerintah akan memberikan insentif sebesar Rp 1,5 miliar bagi desa yang siap berinovasi dengan potensi desanya untuk dikembangkan. Salah satu contohnya adalah Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, yang mengembangkan pariwisatanya dengan membelah bukit untuk membuka jalan ke pantai,” ujarnya.
Menurutnya, pemerintah akan terus mendampingi desa-desa yang ingin berinovasi. “Sekarang ada lebih dari 30 inovasi yang bisa dicopy oleh desa lainnya. Dalam prosesnya kita bantu mendampingi, supaya ada coment interest di masing-masig stake holder. Sebab jika ada stake holder yang diitinggalkan, tentu akan mengganggu,” ucapnya. Dana inovasi tersebut merupakan bantuan kepada desa yang telah berinovasi. Dimana tiap deza tersebut dibantu dengan dana insentif yang tahun ini disediakan 100 ribu US dollar atau sekitar Rp 1,5 milyar. Hal itu adalah untuk menginvestasikan inovasi yang ada di desa-desa itu. Dengan demikian, maka desa tersebut bisa menjadi motor bagi desa yang lain atau menjadi contoh bagi desa lainnya. “Seperti Desa Kutuh tadi. Dulunya adalah desa miskin. Masyarakatnya hanya petani rumput laut yang sering diserang virus. Tapi disana sekarang sangat maju, dimana Bumda disana mempunyai omset lebih dari Rp 34 milyar dengan profit lebih dari 14 milyar,” contohnya.
Sandjojo mengatakan, sejarah Pantai Pandawamerupakan suatu inovasi masyarakat, tanpa sengaja, juga perlu diceritakan. Dimana akses masuk ke pantai yang dikerjakan secara besar dan masif, untuk kepentingan umum terkait adat dan upacara. Kini justru berbuah manis karena menjadi obyek wisata berupa Pantai Pandawa. Hal itu berdampak pada sektor pendapatan desa dan memberikan pekerjaan bagi masyarakat desa. “Jadi inovasi inilah yang kita sebarkan ke seluruh desa di Indonesia. Sebab saat ini di desa-desa sekarang ada program inovasi desa. Dimana program desa yang dianggap inovatif inu akan diberikan insentif untuk pengembangannya,” pungkasnya. A05