Diduga Dukung Jokowi, Ribuan Kader PKS Bali Mengundurkan Diri

Denpasar (PK)-Ribuan kader PKS Bali mengundurkan diri. Seremoni pengunduran diri ini dilakukan dengan sangat dramatis dilangsungkan di Kantor DPW PKS Bali, Jumat (28/9). Pengunduran diri ramai-ramai ini adalah buntut dari pergantian Ketua DPW Bali Haji Mujiono secara tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas. Merasa dizolimi, Mujonon akhirnya mundur. Mendengar Mujiono mundur, maka kader dan pengurus ramai-ramai mengundurkan diri. Pengunduran diri diawali dengan pembacaan surat pernyatan pengunduran diri mulai dari DPW dan dilanjutkan dengan 7 DPD lainnya dari seluruh Bali. Setelah pembacaan sikap, dilanjutkan dengan pelepasan atribut partai, mulai jaket, baju seragam, dan KTA PKS. Pembukaan atribut partai ini bukan hanya dari pengurus, tetapi seluruh anggota baik wanita maupun pria melepaskan busana PKS. Acara dilanjutkan dengan doa bersama. Dan dalam doa bersama ini, seluruh kader menitikkan air mata atas kezoliman yang dialami Ketua DPW PKS Bali dari DPP PKS.

Saat dikonfirmasi, Haji Mujiono mengatakan, awalnya adanya SK Pergantian Kepengurusan PKS Bali. SK tersebut sebenarnya sudah ditandatangani sejak 21 September 2018. Namun baru diterima di Bali pada Kamis (27/9). Isinya, menggantikan kepengurusan yang dipimpin Mujiono. “Pengurusan baru langsung dilantik Kamis malam (27/9) di Denpasar. Saya juga tidak diberitahu secara formal. Saya hanya disampaikan melalui pesan WA. Bagaimana organisasi yang sangat formal, kami yang sudah berjuang selama 18 tahun di Bali merasa sangat tidak terhormat, tidak dihargai,” ujarnya. Menurut Mujiono, sampai saat ini dirinya tidak mengetahui alasan kenapa dirinya diganti secara mendadak tanpa mengikuti prosedur yang ada di dalam AD/ART PKS.

Mujiono menegaskan, alasan dirinya mengundurkan diri. Beberapa diantaranya pertama, demokrasi dalam internal PKS sudah tidak ada lagi. Ruang dialog sudah tidak ada lagi antara pimpinan dengan bawahan. “Disini tampak jelas sikap otoriter partai dengan tidak membuka ruang dialog kepada bawahan,” ujarnya. Kedua, sejak tahun 2016, dalam internal PKS sudah terjadi konflik besar dengan saling pecat memecat. Kondisi ini bisa mengurangi kekuatan partai dalam mengikuti Pemilu.

Menurut Mujiono, saat ini seluruh pengurus DPW PKS, 7 DPD dari 7 kabupaten dan kota di Bali semuanya mengundurkan diri. Pengunduran diri dilakukan secara serentak. Untuk pengurus inti seremoninya langsung dilakukan di Kantor DPW Bali di Renon Denpasar. Di Bali DPD PKS sudah dibentuk di 8 kabupaten kecuali Kabupaten Bangli. Dari 8 DPD yang ada, 7 sudah menyatakana mengundurkan diri. “Hanya ada satu DPD yakni DPD PKS Kabupaten Gianyar. Sebenarnya Gianyar juga mau datang hari ini untuk menyatakan sikap mengundurkan diri. Tetapi saya yang melarangnya karena yang bersangkutan masih mengurus keluarga yang berduka,” ujarnya. Jumlah pengurus di Bali ada 4600-an orang yang terlibat dalam kader dipastikan kompak mengundurkan diri. “Saya jamin ada 44 ribu kader PKS di Bali. Dan 90 persen lebih akan mundur mengikuti jejak pengurusnya baik yang ada di DPW Bali maupun DPD di 7 kabupaten dan kota,” ujarnya.

Saat ditanya penyebab pergantian dirinya akibat mendukung Jokowi, menurut Mujiono, sampai saat ini tidak ada arahan sama sekali dari pusat terkait dengan arah dukungan. Ia mengetahui dengan benar jika PKS bermain dua kaki. “PKS ini bermain dua kaki. Saya tahu betul itu. Dan tidak ada instruksi dari pusat secara resmi dan terbuka bagi DPW seluruh Indonesia untuk mendukung Capres tertentu. PKS jangan bermain dua kaki. Ini merusak amanah partai yang berasaskan Islam,” ujarnya. Ia mengaku, setelah pengunduran dirinya, pihaknya bersama gerbongnya akan fokus di Pilpres nanti. Sementara untuk Pileg, silahkan kader mengikuti suara hatinya sendiri. Pihaknya tidak mau bertanggunjawab soal Pileg karena sudah bukan kader partai lagi. Sementara untuk Pilpres, PKS Bali akan memilih yang terbaik sambil menunggu arahan selanjutnya.A08

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *