Diikuti 170 Peserta dari 9 Negara, Indonesia Jadi Tuan ICLMTA Tahun 2025

Kuta[KP]-Indonesia menjadi tuan rumah International Conference on Latest
Molecular Technology in Agriculture (ICLMTA) 2025. Dipioner oleh IPB University melalui Pusat Bioteknologi di bawah Lembaga Riset Internasional
Teknologi Maju (LRI-TM), Indonesia menjadi tuan rumah konferensi yang diselenggarakan pada 22–23 September 2025 di Holiday Inn Resort Baruna, Kuta, Bali. Konferensi ini mengusung tema “Pioneering Progress in Agricultural Molecular Innovations for a
Sustainable Future” yang menghadirkan lebih dari 170 peserta dari 9 negara
meliputi Malaysia, Australia, Korea Selatan, India, Singapura, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Filipina. Peserta konferensi terdiri dari akademisi, peneliti, mahasiswa, praktisi industri, serta pembuat kebijakan. ICLMTA merupakan agenda bergengsi yang diinisiasi Biotech Center IPB bersama mitra internasional untuk membahas peran teknologi molekuler dalam pertanian masa depan, ketahanan pangan, dan pembangunan
berkelanjutan.
Tampil sebagai pembicara terkemuka di dunia dengan berbagai disiplin ilmu antara lain Prof. Steve Lindow (UC Berkeley, USA), pelopor tanaman tahan penyakit berbasis rekayasa molekuler.
Prof. Antonius Suwanto (IPB University, Indonesia), pakar genomik mikroba
dan biokontrol berkelanjutan. Prof. Stefano Mazzoleni (Univ. Naples, Italia), penggagas Self-DNA principle
untuk pengendalian patogen. Prof. Goo Jang (Seoul National University, Korea), pakar genome editing ternak. Prof. Takeshi Omasa (Osaka University, Jepang), spesialis rekayasa sel CHO.
Assoc. Prof. Yue Genhua (National University of Singapore) – ahli CRISPR untuk peningkatan produktivitas ternak.
Selain sesi pleno dan paralel, ICLMTA 2025 juga akan menampilkan Balinese Cultural Performance sebagai perayaan warisan budaya Indonesia, disertai sesi poster dan workshop bioteknologi internasional yang mempertemukan mahasiswa, peneliti, serta pelaku industri. Konferensi ini akan membahas berbagai fokus riset mutakhir, mulai dari
gene editing, CRISPR, dan bioteknologi mikroba, hingga metagenomik,
bioinformatika, serta teknologi molekuler untuk pengendalian hama, peningkatan produktivitas ternak, dan kesehatan tanah. Seluruh topik tersebut memiliki relevansi langsung dengan tantangan pertanian Indonesia, khususnya dalam menghadapi
perubahan iklim, meningkatkan kemandirian benih, mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, serta mendukung ketahanan dan keamanan pangan nasional.
Konferensi ini didesain untuk bukan sekadar forum ilmiah, melainkan wadah kolaborasi global untuk menghadirkan solusi nyata atas tantangan pangan dan pertanian dunia. “Penyelenggaraan konferensi ini diprakarsai oleh Biotech Center IPB University bekerja
sama dengan Asian Federation of Biotechnology (AFOB), Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), dan Universitas Udayana, dengan harapan memperkuat jejaring internasional serta mendorong terobosan riset bioteknologi yang aplikatif bagi pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia,” ujar Prof. Dwi Andreas Santosa selaku koordinator dari IPB University Bogor.
Ia juga menjelaskan, para ilmuwan, akademisi, dan praktisi pertanian dari berbagai negara akan bertukar informasi dan ilmu pengetahuan tentang perkembangan terbaru dalam teknologi molekuler di bidang pertanian, peternakan dan bahkan kesehatan manusia. Sejumlah riset ilmiah akan dipresentasikan oleh para ilmuwan dari berbagai negara dan kampus ternama dunia. ICLMTA 2025 menjadi ajang penting untuk mempresentasikan hasil riset mutakhir yang berfokus pada peningkatan produktivitas, ketahanan tanaman, dan keberlanjutan sistem pertanian global.era
Peran bioteknologi molekuler semakin vital dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, degradasi lahan, serta meningkatnya kebutuhan pangan dunia. “Kami berharap hasil diskusi dan kolaborasi dalam konferensi ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pertanian yang lebih efisien, adaptif, dan berkelanjutan,” ujarnya.