Oktober 14, 2025

Barazanji Menggema di Kampung Bugis Serangan, Telur Maulid Menyemai Kebersamaan

0
IMG-20250909-WA0126(1)

Denpasar[KP]-Lebih dari seratus jamaah memadati Masjid AsSyuhada, Kampung Bugis. Lantunan salawat dan Barzanji menghangatkan suasana
ketika anak-anak, orang tua, dan para tetua duduk bersisian. Maulid Nabi terasa bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momen pengingat kepada teladan Rasul, Minggu (7/9/2025).

Sejak bait pertama dilantunkan, perayaan ini memanggil ingatan kolektif yang diwariskan turun-temurun di Kampung Bugis: Barzanji, tausiyah, dan pembuatan telur hias untuk kemudian dibagikan kepada warga. Sederhana, meriah, dan menyentuh, cara komunitas ini merayakan cinta kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Perayaan Maulid Nabi di Kampung Bugis Serangan telah menjadi tradisi yang
diupayakan terus terlaksana di Kampung Bugis Serangan. “Kami jaga, kami rawat, apa yang menjadi tradisi warisan orang tua. Tentunya tidak menyimpang dari
koridor syariat agama,” jelas H. Mahmuluddin.

Rangkaian acara diawali dengan Barzanji dipimpin oleh H. Mahmuluddin dan Muhammad Usman. Barazanji menjadi tradisi melantunkan teks maulid Mawlid al-Barzanji, kisah hidup Nabi Muhammad SAW yang dirangkai pujian dan doa. Dibaca dengan khusyuk, berjamaah dan sering dilagukan, terutama saat Maulid Nabi.

Dalam pemaknaannya, H. Mahmuluddin dan Muhammad Usman sebagai yang
dituakan di Kampung Bugis Serangan menekankan bahwa Maulid adalah saat
memperbarui komitmen untuk mengamalkan kisah-kisah teladan Nabi, jujur dalam bermuamalah, lembut dalam keluarga, adil dalam keputusan, dan rendah hati dalam pelayanan.

Dalam sesi dakwah, tersirat pesan mengingatkan umat pada jejak hidup Rasul yang harus diterjemahkan menjadi pedoman praktis: dari cara bertutur, mencari rezeki, hingga bagaimana menolong tetangga. Perayaan Maulid Nabi, identik dengan Telur Maulid menjadi simbol yang mudah
dipahami anak-anak hingga orang dewasa, kehidupan yang dijaga, rezeki yang dibagi, harapan yang tumbuh.

Tahun ini, pembagian semakin tertata, termasuk donasi 150 butir telur hias dari PT Bali Turtle Island Development (BTID) yang turut mendukung agar setiap keluarga merasakan kebersamaan yang tanpa perbedaan.

Lebih dari seribu telur maulid dibagikan dari masjid menuju rumah warga.Pesan
yang mengalir tetap sama: meneladani Nabi dimulai dari hal kecil yang konsisten, seperti menyapa lebih ramah, menepati janji, dan hadir untuk sesama.
Penutup perayaan menghadirkan pemandangan hangat: anak-anak dan ibu-ibu tersenyum bahagia membawa pulang ribuan telur hiasambil bertukar doa. Gema Maulid di Kampung Bugis, Desa Serangankembali menegaskan bahwa cintanya kepada Rasul menemukan bentuk terbaiknya ketika berubah menjadi tindakan
akhlak yang terasa, pelayanan yang nyata, dan persatuan yang semakin erat. “Secara filosofi, perayaan ini untuk mempererat hubungan satu sama lain. Dalam konteks Islam, kita semua bersaudara,” tegas H. Mahmuluddin menutup perbincangan saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *