Usai Dengar Ceramah dari Ibu Gubernur Bali, Anggota WKRI Dijambret di Seputaran Tukad Pancoran Hingga Meninggal

Denpasar[KP]-Seorang anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Bali bernama Erna Pujiastuti (71) meregang nyawa di seputaran Jln Tukad Pancoran, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Sabtu siang (6/9/2025). Warga di seputaran lokasi kejadian mengatakan, korban jatuh dari atas sepeda motor karena nyaris menjadi korban jambret oleh seorang pelaku yang berusaha menarik tas korban. Seorang warga memberikan keterangan juga korban terjatuh dari motor akibat ada upaya jambret dari pelaku yang hingga kini tidak dikenal karena langsung melarikan diri saat diketahui korban jatuh dari motor sementara tas gagal digondol. “Setelah dikerumuni warga yang hendak menolong korban, ada warga yang mengaku melihat jika korban mengalami penjambretan hingga terjatuh,” ujar Triyono seorang warga yang kebetulan melintas.
Saat itu korban baru kembali dari Basemen Gereja Katedral Denpasar usai mendengarkan ceramah dari Ibu Gubernur Bali, Ibu Putri Suastini Koster yang berbicara soal penanganan sampah. Fakta lain yang cukup mengejutkan adalah korban diantar ke RSUP Sanglah Denpasar dengan mobil ambulance dari BPBD Kota Denpasar yang beralamat di Jl Juanda Renon Denpasar dengan pertimbangan lebih dekat dengan lokasi kejadian. Saat ini korban ditangani sebagai korban kecelakaan lalulintas. Dalam penangan tersebut, korban yang tinggal di Kerta Rahayu ini diketahui mengalami cedera kepala dengan penurunan kesadaran, tampak keluar darah dari mulut dan hidung.
Fakta lain yang cukup menyesakan dada adalah pihak keluarga baru mengetahui jika korban sudah meninggal nanti pukul 24.00 WITA tengah malam. Padahal pihak keluarga sudah menghubungi melalui nomor handphone korban dan nomornya aktif dan bisa dihubungi. Berikut diketahui juga handphone korban juga dibawa ke RS Sanglah Denpasar. Diduga kuat korban tidak ditangani secara maksimal usai penurunan kesadaran akibat benturan kepala di aspal karena pihak RS kesulitan menemukan penanggung jawab bagi korban. Hingga saat ini pihak RS Sanglah belum memberikan keterangan resmi apakah korban sudah dinyatakan meninggal dalam perjalanan ke RS atau meninggal setelah berada di RS.