Kuta akan Ditata Jadi Wisata Kuliner dan Life Style

Kuta (KP)-Dinas Pariwisata Badung rupanya memanfaatkan moment IMF dan World Bank untuk mempromosikan Destinasi Kuta dan sekitarnya untuk menjadi sentra kuliner Indonesia dan Bali. Di sela-sela pertemuan IMF-WB di Nusa Dua, Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival (WICSF), Dinas Pariwisata Badung bersama Dicovery Shooping Mall memperkenalkan aneka jenis masakan dari Bali dan Indonesia. Berbagai jenis makanan khas Indonesia dipamerkan seperti Nasi Uduk Betawi, sate babi Bali, sate lilit Bali, nasi campur Bali, es cendol, es daluman khas Bali, bakso, nasi goreng, soto ayam dari berbagai daerah, sop ayam dan sebagainya. Festival kuliner itu dibuka sejak 9-19 Oktober 2018 di Kuta Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra mengatakan, sebenarnya mall-mall di Bali melakukan pameran kuliner secara serentak di Bali. Sebelumnya pernah dilakukan di Kuta Beach Walk, dan saat ini di Discovery Shopping Mall. Ini adalah moment penting untuk memperkenalkan makanan tradisional nusantara ke tamu-tamu asing. “Tamu-tamu bisa menikmati kuliner nusantara di Kuta Bali. Bahkan, seluruh kuliner dunia ada di Kuta Badung. Badung sendiri akan merancang festival-festival kuliner di Kuta dan sekitarnya, dalam rangka memperkenalkan Kuta sebagai sentra kuliner Indonesia,” ujarnya. Ia mengatakan, Badung sudah dipetakan wilayah, dimana festival budaya ada di selatan, festival budaya dan kuliner ada di Kuta dan sekitarnya dan di Badung utara ada festival pertanian.

Menurutnya, rombongan IMF dan World Bank awalnya hanya sekitar 15 ribu orang. Namun kenyataannya jumlahnya dua kali lipat. Ia berharap akan ada dampak pada UKM di Bali terutama kuliner. Semoga ada survei yang menghitung dampak langsung dari kunjungan para delegasi. Secara kasarnya, pemerintah memang membebaskan pajak para delegasi. Namun bila dilihat dan dihitung, rata-rata per-Pax delegasi harganya mencapai 2 ribu dolar perhari. Bila mereka tinggal di Bali selama. 6 hari, maka rata-rata perorang sekitar 12 ribu dolar lalu dikalikan dengan jumlah delegasi yang mencapai 30 ribu lebih orang itu. “Total uang yang berputar di Bali capai Rp 2 triliun selama 6 hari,” ujarnya. A05

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *