
Denpasar[KP]-Lebih dari 60 karya seni lukis dan instalasi dipamerkan di Art Xchange Gallery Sanur Bali. Pembukaan pameran akan dilakukan untuk umum sejak tanggal 3 April-3 Mei 2022. Pameran bertemakan ‘Resurrection’ ini melibatkan 27 seniman dari berbagai daerah di Indonesia dan juga luar negeri. Mereka berasal dari Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bali, Malaysia dan Macedonia. “Jumlah seniman ada 27 orang baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Satu seniman minimal ada dua karya yang dipamerkan. Bahkan ada yang tiga karya seniman. Jadi bisa mencapai lebih dari 60 karya yang semuanya bertemakan tentang ‘Resurrection’ atau kebangkitan. Tema ini memang sengaja dipilih karena selain merupakan ekspresi dari para seniman, juga karena saat ini Bali, Indonesia, dan dunia umumnya sedang bangkit dari segala macam keterpurukan akibat terjangan pandemi Covid19,” ujar Direktur Art Xchange Gallery, Benny Oentoro pada Jumat (1/4/2022).
Ia menyampaikan bahwa perjalanan seninya sejak 2009 di Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Kemudian pada tahun 2011 Art Xchange Gallery berpindah ke Singapura dengan tujuan memberikan eksposur yang lebih besar kepada para senimannya di pasar yang baru.Delapan tahun kemudian tepatnya pada 2018, Benny kembali mendirikan Art Xchange Gallery di Jakarta dengan tujuan memperkenalkan seniman Indonesia secara lokal dan internasional. Kemudian galeri yang sama juga dibuka di Pulau Dewata, tepatnya bekerja sama dengan Kopi Bali House di Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur. “Visi dan Misi Art Xchange Gallery adalah untuk memberikan kesempatan bagi seniman muda untuk menunjukan bakat mereka kepada dunia. Seniman yang kami tampilkan pada pameran ini memiliki kekuatan masing-masing,” ungkapnya.
Sebanyak 27 seniman yang akan menampilkan karyanya di pameran tersebut. Selanjutanya pameran yang bertema resurrection ini akan dibuka untuk umum pada 4 April 2022 sampai 3 Mei 2022. Dengan menghadirkan puluhan karya seni rupa dari 27 seniman nasional, dan internasional. Kegiatan pameran ini dikuratori oleh Arif Bagus Prasetyo. “Karya-karya yang kami tampilkan adalah karya patung, instalasi dan lukisan. Karya lukisannya meliput gaya abstrak, naif, realis, surealis, hingga hiperrealis. Resurrection jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti kebangkitan,” ungkapnya.
Benny menjelaskan, saatnya menilai seni dari konteks yang lebih luas. Ia menyampaikan bahwa belakangan ini seni rupa seolah sudah mati. Ia menilai budaya konsumerisme telah mematikan pasar seni rupa yang ada. Perupa tidak lagi menciptakan seni demi seni itu sendiri. Namun cenderung mereka memproduksi seni secara massal dan menciptakan seni demi uang. “Pentingnya menciptakan seni tidak lagi terletak pada mutu atau jiwa karya seni, melainkan terletak pada likuiditasnya. Semuanya demi mendapatkan uang secepat-cepatnya,” jelasnya.Ia percaya, inilah saatnya untuk memulihkan pasar seni rupa seperti sedia kala. Saat ini orang perlu belajar bagaimana menghargai seni dengan tulus, bukan karena nilai uangnya, tetapi karena konteksnya yang lebih luas. Disitulah letak kebangkitan kembali karya seni di dunia. A02