BPJS Tenaga Kerja Indonesia Jadi Tuan Rumah AWCF 2019

Nusa Dua {kp}-Indonesia melalui BPJS Tenaga Kerja menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Workers’ Compensation Forum (AWCF) Tahun 2019 yang digelar di Nusa Dua Bali selama dua hari berturu-turut. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto mengatakan, sebagai tuan rumah dari kegiatan ini, pihaknya  menyambut baik kesediaan para peserta seminar untuk datang dan meluangkan waktunya membahas agenda penting bagi kesejahteraan masyarakat bukan hanya masyarakat Indonesia saja, tetapi masyarakat dunia di mana negara peserta itu berada. “Ada banyak agenda dan isu yang dibahas dalam seminar kali ini. Salah satunya adalah mengadakan pemilihan Chairman Ke-4 AWCF periode 2018-2020 untuk melanjutkan tongkat kepemimpinan yang sebelumnya dipegang oleh Saya sebagai Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan. Semoga melalui kegiatan yang kami lakukan hari ini dapat mendorong lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan di Asia untuk bergabung ke dalam forum AWCF sehingga organisasi ini menjadi lebih besar dan berkembang serta memberi manfaat yang lebih luas ke depannya”, tutur Agus.

Seperti diketahui, Agus Susanto menjabat sebagai Chairman AWCF Ke-3 periode 2016-2018. Setiap 2 tahun sekali akan diadakan pemilihan Chairman AWCF dengan kandidat dari institusi-institusi jaminan sosial ketenagakerjaan di Asia. Saat ini kesadaran masyarakat Asia akan BPJS Tenaga Kerja semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya kebutuhan akan perlindungan jaminan sosial bagi setiap individu yang merupakan hal penting yang mendasari tercapainya kesejahteraan hidup.

Untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan akan jaminan sosial yang baik, Asian Workers’ Compensation Forum (AWCF) digelar dengan tujuan untuk mengumpulkan lembaga-lembaga jaminan sosial di Asia dan mendiskusikan kebutuhan jaminan sosial bagi masyarakat di Asia. Seminar ini bersifat terbuka bagi siapa saja yang tertarik dengan perkembangan jaminan sosial ketenagakerjaan, dan dihadiri oleh 100 orang yang berasal dari dalam dan luar negeri.

AWCF adalah sebuah organisasi internasional yang concern terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial ketenagakerjaan, khususnya terkait kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. AWCF pertama kali berdiri pada tahun 2012 dimana para anggotanya terdiri dari 13 institusi penyelenggara jaminan sosial dari 10 negara di Asia. Seminar ini menghadirkan berbagai narasumber berkompeten, di antaranya dari dalam negeri seperti perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, Haiyani Rumondang dan Lena Kurniawati, Bappenas diwakili oleh Maliki , dan Kantor Staff Kepresidenan oleh Bimo Wijayanto. Sementara narasumber dari organisasi luar negeri di antaranya Datin Azlaily Abd Rahman (Malaysia) yang merupakan representasi dari International Sosial Security Association (ISSA), Markus Ruck (Jerman) mewakili ILO, dan Nobuaki Fujii (Jepang) dari JICA.

Selain para praktisi dan ahli tersebut, turut hadir pula sebagai narasumber terkait kesehatan kerja, yaitu Dewi S Soemarko dari Universitas Indonesia, dan Erdy Techrisna Satyadi, sebagai expert dalam bidang kesehatan kerja dari IDKI. Fokus utama pertemuan yang diadakan di Laguna Hotel & Resort, Nusa Dua, Bali (22/1) ini dimaksudkan untuk membahas tren pengembangan perlindungan kecelakaan kerja di tengah kondisi revolusi industri 4.0 yang sedang terjadi. Hadirnya para pakar dan praktisi kesehatan kerja tentunya akan memberikan pencerahan kepada para audiens yang hadir dalam menghadapi revolusi dalam industri.

Turut hadir jajaran Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan sebagai tuan rumah kegiatan tersebut. “Tentunya kami akan terus berupaya mendorong segala sesuatu yang terkait dengan pemberian manfaat, seperti dari sisi regulasi. Hadirnya lembaga-lembaga jaminan sosial Asia ini menjadi tonggak penting lahirnya inovasi-inovasi yang tentunya akan menguntungkan masyarakat, khususnya pekerja”, tegas Agus. Di hadapan para peserta dan institusi penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan dari negara-negara Asia serta lembaga pemerintah RI, Agus berpesan bahwa menduduki jabatan di bidang jaminan sosial bukan melulu tentang menciptakan inovasi dan memberikan masukan atas regulasi, namun bagaimana kita sebagai individu peka terhadap isu sosial di sekeliling kita yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengajukan atau memberi masukan terhadap regulasi.

“Sebagai lembaga yang memberikan perlindungan bagi Pekerja Indonesia tentunya kegiatan hari ini merupakan sumbangsih kita kepada masyarakat Asia untuk memahami pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Semoga apa yang dibahas hari ini memberikan semangat baru dan harapan yang lebih baik bagi pelaksanaan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ke depannya”, tutup Agus. A05

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *