80% Sampah Plastik di Laut Berasal dari Darat
Denpasar[KP]-Kerja keras Pemerintah Indonesia untuk memerangi sampah plastik terus dilakukan. Sudah banyak provinsi dan kabupaten dan kota di Indonesia yang memiliki peraturan serupa yang sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi untuk memerangi sampah plastik. Penggagas Komunitas Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari, saat ditemui di Denpasar, Jumat (5/7) mengatakan, data terakhir menunjukkan jika 80 persen sampah laut di Indonesia berasal dari darat seperti perkotaan, pemukiman padat penduduk, dan berbagai aktifitas manusia di darat. Sementara sisanya sebanyak 20 persen berasal dari aktifitas laut dan pesisir seperti nelayan, aktifitas pelayaran dan seterusnya. “Data ini terjadi di Indonesia dan bahkan dunia, dimana banyak sampah yang ada di laut terbanyak berasal dari darat, terutama sampah plastik. Disini berarti perlu edukasi massif tentang bagaimana tata kelolah sampah di darat terutama sampah plastik sehingga tidak mudah terbawa ke laut,” ujarnya.
Ia menyebutkan, di Indonesia misalnya, ada 10 miliar lembar plastik pertahun yang dibuang sebagai sampah. Di Bali sendiri, perhari diperkirakan ada 3 ribu ton sampah yang dihasilkan. Dari jumlah itu, 13 persennya adalah sampah plastik. Dari jumlah 13 persen sampah plastik, hanya sebagian kecil yang didaur ulang atau digunakan kembali. Sisanya dibiarkan berserakan. Bahkan ada sekitar 30 sampai 70 persen sampah plastik itu merupakan sampah plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan plastik, stereofoam dan sejenisnya. Sampah jenis inilah yang akhirnya sampai ke laut dan merusak ekosistem laut dan pesisir. “Tahun 2017 lalu kami melakukan ekspedisi keliling Bali bersama tim #kelilingbali yang diinisiasi oleh Make a Change World dan Bye Bye Plastic Bag. Dari data yang kami kumpulkan, kami menemukan 1 partikel mikroplastik per 300 hingga 3.300 liter di seputar lautan Bali dan sampah plastik sekali pakai antara 30.50% hingga 74.89%. Hal ini menunjukkan tingginya jumlah sampah plastik di Bali, yang berpotensi merusak pariwisata alam Bali.”
Ia menyebutkan, bukti lain kalau sebagian sampah plastik di laut itu berasal dari darat. Hal ini diketahui saat timnya berada di Pulau Menjangan, barat Bali. Pulau itu tidak ada penghuninya. “Sekalipun tidak ada penghuninya, namun di pantainya kami menemukan banyak sampah plastik dengan jenis terbanyak adalah kantong plastik sekali pakai. Artinya, kantong plastik sekali pakai itu mudah dibawa angin, air dan muaranya di laut,” ujarnya. Ia meyakini jika kebijakan Bali dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia untuk melarang kantong plastik sekali pakai itu sangat beralasan karena sangat berpotensi mencemari lingkungan dan terutama laut.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bali menghasilkan 3.039 ton sampah setiap harinya di mana sebesar 13,92% (423,141 ton) di antaranya adalah sampah plastik. Dari seluruh sampah yang dihasilkan setiap harinya, 52% tidak tertangani dengan baik (mismanaged waste), sehingga sejumlah 2.200 ton/ hari sampah mencemari lingkungan termasuk pantai dan laut dengan mayoritas sampah yang tidak tertangani adalah sampah plastik sekali pakai. A01