Bahas Bali Tangguh Bencana, Lima Sub Forum Relawan di Bali Bertemu di Sanur

Denpasar[KP]-Puluhan perwakilan dari 5 sub relawan pengurangan risiko bencana Bali bertemu di Sudamala Suites and Villas Sanur, Selasa siang hingga sore (15/6/2021). Mereka terdiri dari Forum Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) Bali, Forum Perguruan Tinggi Risiko Bencana, Forum Relawan, Forum Wartawan Peduli Bencana, Forum Kemitraan Dunia Usaha. Para perwakilan sub relawan akan tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bali. Mereka bertemu di Sanur Bali untuk menyatukan persepsi, berupaya menjadikan Bali dan masyarakatnya menjadi tangguh bencana, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Ketua FPRB I Gede Sudiarta mengatakan, menjadi seorang relawan itu harus seperti orang yang sedikit gila tetapi tidak gila benaran. Sebab mereka akan bekerja tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu, berada di garda terdepan dalam penanggulangan bencana, tidak memperhitungkan biaya atau upah. Untuk itu dirinya saat ini sedang mengupayakan semacam tunjangan atau asuransi bagi para relawan. “Kalau ada gempa, gunung meletus, tsunami, siapa yang paling depan? Siapa yang evakuasi? Siapa yang distribusi bantuan? Mereka adalah relawan. Mereka ada di depan. Bertarung nyawa. Kami sedang upaya apakah bisa ada semacam tunjangan atau asuransi. Berdasarkan pengalaman, ketika malapetaka menimpa seorang relawan, pemerintah, pejabat, hanya bisa mengucapkan ‘turut prihatin’, turut berdukacita’. Terus siapakah yang peduli dengan mereka?” tanyanya sengit.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Bali Made Rentin mengatakan, para perwakilan sub relawan bertemu di Sanur untuk berbicara banyak hal mulai dari program kerja, visi dan misi, kelengkapan kepengurusan dan seterusnya. Nantinya, para sub relawan ini akan dikukuhkan melalui SK secara resmi dan tergabung dalam rumah besar bernama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Bali. Misi utamanya adalah menjadikan Bali ini tangguh bencana terutama dari sisi SDM. “Menjadikan Bali ini tangguh bencana itu tidak mudah. Butuh proses, butuh berbagai upaya. Berbagai sub relawan inilah yang akan menjadi garda terdepan dalam upaya untuk menjadi Bali ini tangguh bencana dengan perannya masing-masing, di bidangnya masing-masing,” ujarnya.
Salah satu contohnya adalah di Forum Wapena Bali. Selama ini sudah bagus dimana Wapena melakukan upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dengan pemberitaan di medianya masing-masing. Ketangguhan terhadap bencana bisa diukur dari pengetahuan masyarakat tentang bencana, pengetahuan tentang cara menyelamatkan diri, cara mengevakuasi diri, pengetahuan tentang ancaman dan potensi bencana yang ada di sekitarnya. Semua ini harus teredukasi, tersosialisasi, terinformasi dengan baik dan sampai kepada masyarakat. Lebih banyak jangkauan sasaran akan lebih baik. Pihaknya selaku pemerintah akan mendukung penuh berbagai upaya untuk menjadikan Bali tangguh bencana. A01