Januari 20, 2025

BDF Rekomendasikan Prinsip Inklusifitas dan Memanfaatkan Peran IT

0

Nusa Dua [KP]-Nusa Dua-Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Abdurrahman Mohammad Fachir menutup secara resmi pelaksanaan Bali Democrazy Forum (BDF) ke-11 di Nusa Dua Bali, Jumat (7/12). Dalam arahannya, Wamenlu menegaskan bahwa BDF ke-11 kali merupakan event yang sangat memperkaya pelaksanaan kehidupan demokrasi di berbagai kawasan di dunia. “Dari berbagai laporan dan presentasi selama 2 hari ini, kita mengharapkan justeru BDF ke-11 kali ini bisa memperkaya perspektif yang disampaikan oleh masing-masing negara. Tadi dalam penutupan kita sudah mendengar laporan dari hasil pertemuan Bali Democrazy Stundent Congerence (BDSC) yang kedua, yang isinya antara lain adalah keterlibatan pemuda dalam memperkuat nilai-nilai demokrasi. Mungkin saatnya kita masuk demokrasi era milenial karena mereka adalah bagian dari masa depan dari demokrasi itu sendiri,” ujarnya.

Selain BDSC, ada juga laporan dari  Bali Civil Society and Media Forum (BCSMF) yang juga sangat membantu BDF untuk memperkuat lembaga-lembaga demokrasi, karena BCSMF adalah stakaholder yang sangat berperan penting dalam memajukan demokrasi terutama dalam hal keterbukaan dan keterlibatan semua. Hal ini sangat penting karena dalam perkembangannya diyakini bahwa demokrasi terus bergulir, tidak berhenti, dan diharapkan semua bisa terlibat dalam membahas demokrasi. Ada juga kemajuan-kemajuan demokrasi berdasarkan indeks pencapaian penerapan demokrasi di kawasan Asia Pasifik. “Kita tidak mengatakan bahwa ini karena kontribusi BDF, namun karena keterlibatan banyak pihak dalam memajukan demokrasi adalah sesuatu kemajuan penting,” ujarnya.

Untuk pertama kalinya, BDF menyadari bahwa peran teknologi informasi dalam era milenial sangat penting. “Selain itu yang cukup berperan dalam memajukan demokrasi adalah teknologi informasi (IT). Dan ini juga sangat berhubungan erat dengan peran kaum milenial yang merupakan bagian dari IT tersebut. Tanpa IT, demokrasi di masa kini dan masa yang akan datang tidak akan berjalan dengan baik,” ujarnya. BDF juga menyadari jika tantangan ke depan masih ada dan sangat besar. Karena itu prinsipnya, tidak ada satu pun yang tertinggal. BDF menginginkan tidak ada satupun negara di kawasan ini yang tertinggal dalam berdemokrasi. “Termasuk prinsip inklusifitas dalam menghadapi tantangan, semua pihak harus terlibat dalam memajukan demokrasi,” ujarnya.

Wamenlu juga memberi catatan bahwa dalam memasuki dasa warsa yang kedua, BDF akan menampilkan format yang berbeda dari sebelumnya. Dalam BDF kali ini sekalipun itu merupakan agenda pemerintah, namun semua orang bisa berbicara demi demokrasi. Semua pihak terlibat secara aktif, sehingga semua diberi kebebasan berbicara. Semakin banyak yang terlibat maka kehidupan berdemokrasi akan semakin baik. A05

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *