Desember 3, 2024

HSB Bali Diusulkan Jadi Agenda Nasional

0

Denpasar[KP]-Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, Hari Simulasi Bencana (HSB) Provinsi Bali diusulkan menjadi agenda nasional. “Benar itu. Usulan itu dikeluarkan dalam webinar yang digelar oleh BPPT bertajuk ‘Bersama Membangun Kesiapsiagaan Terhadap Ancaman Tsunami di Pulau Bali, Kamis (3/6/2021) kemarin. Dalam webinar itu kami tampil sebagai salah satu pembicara. Kemudian dalam sesi tanya jawab, Bali dibanjiri pertanyaan soal kesiapsiagaan Bali dalam menghadapi bencana, termasuk usulan para peserta kalau bisa HSB yang selama ini digelar di Bali diusulkan menjadi agenda nasional atau Hari Simulasi Bencana Nasional. Terhada usulan ini kami mengembalikannya kepada pemerintah pusat,” ujarnya di Denpasar, Jumat (4/6/2021).

Rentin mengaku jika Bali tidak akan mengklaim atau melarang bila HSB ini diadopsi secara nasional. Sejauh itu dilakukan demi kepentingan keselamatan manusia, demi kepentingan manusia dan kebaikan bersama silahkan saja diadopsi. Sebab, dalam HSB tersebut masyarakat akan teredukasi dengan baik soal kebencanaan. Masyarakat diminta untuk selalu waspada, peka terhadap potensi bahaya di sekitarnya entah itu tsunami, gunung meletus, banjir dan tanah longsor. Masyarakat akan tersosialisasi untuk menyelamatkan diri, mengevakuasi diri dari berbagai potensi bencana tersebut. Artinya, bilamana suatu saat nanti terjadi bencana maka masyarakat akan terbiasa menyelamatkan diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Untuk di Bali, HSB saat ini sudah diperingati bukan hanya setahun sekali tetapi setiap bulan yakni setiap tanggal 26 dalam bulan. Saat itu HSB itu ditandai dengan membunyikan sirene peringatan tsunami yang ada di 9 titik di seluruh kabupaten dan kota. Namun pada saat yang sama akan ada pengumuman bahwa sirene tersebut adalah hanya merupakan Hari Simulasi Bencana agar masyarakat tidak panik. Sirene tersebut akan dinyalakan secara serentak dari Pusdalops Provinsi Bali. Bali yang wilayahnya terdiri dari laut tersebut sangat berpotensi terjadinya tsunami. Dalam HSB yang digelar setiap tanggal 26 dalam bulan, masyarakat akan akrab dengan bunyi sirene. Sebagai destinasi wisata, bunyi sirene sama sekali tidak mengganggu para turis yang sedang ada di beberapa titik wisata pantai di Bali. “Dari pengalaman yang sudah ada, justeru para wisatawan ikut dalam simulasi, ikut membantu evakuasi, ikut menjelaskan kepada warga lainnya tentang jalur evakuasi dan sebagainya. Justeru mereka merasa nyaman dengan adanya sirene tsunami sebab itu menandakan pemerintahnya siap dengan risiko bencana bilamana suatu saat terjadi,” ujarnya. A01

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *