Ini Alasan Indonesia Kerja Sama dengan Jepang dalam Penanganan Sampah Plastik
Nusa Dua [KP]-Pemerintah Indonesia memilih bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang dalam penanganan sampah plastik. Sampah plastik baik yang di darat maupun di laut saat ini sedang menjadi fokus Pemerintah Indonesia saat ini. Melalui Perpres No 83 Tahun 2018, Presiden telah membentuk tim koordinasi penangan sampah plastik. Koordinastornya adalah Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Harian Menteri KLH Siti Nurbaya dan Sekretarisnya adalah Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLBB) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati. Di dalamnya ada 13 kementerian dan lembaga yang bekerja keras dalam penanganan sampah plastik dan laut ini.
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLBB) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati saat ditemui di Nusa Dua Bali, Senin (21/1) mengatakan, penanganan sampah plastik akan dikerjakan oleh tim koordinasi sampah plastik. “Sore ini kami akan rapat untuk kick off meeting, dimana koordinasi dan kerja keroyokan dari 13 lembaga dan kementerian tersebut. Tahun 2025 Indonesia bisa menurunkan 70 persen sampah yang masuk ke laut,” ujarnya. Asumsinya, di Indonesia sampah itu diproduksi oleh perorang sebanyak 0,7 kilogram sampah perhari. Target pengurangan harus bisa merujuk pada asumsi dasar tersebut karena tahun 2017 lalu diprediksi sebanyak 65,7 juta ton pertahun. “Kalau tidak bisa diantisipasi maka harus dibuang ke TPA yang sangat terbatas. Ini akan sangat berbahaya karena akan mencemarkan lingkungan. Beberapa daerah telah bekerja untuk itu seperti di Balikpapan, Bogor, Banjarmasin, dan sekarang Bali. Di Badung, sudah tidak ada sedotan plastik dan styreofoam,” ujarnya. Ini adalah kerja nyata untuk mencapai target kebijakan nasional dalam penanganan sampah.
Kenapa Indonesia memilih Jepang untuk bekerja sama dalam pengolahan sampah plastik, menurut Vivien, Jepang telah maju dalam penanganan sampah dan lingkungan hidup dan juga terutama sampah plastik. “Selama ini kerja sama dengan Jepang sangat baik terutama dalam pengendalian pencemaran. Ia juga menyebut beberapa alasan mengapan Indonesia lebih memilih Jepang dalam penanganan pengolahan sampah. Pertama, Jepang telah membantu Indonesia dalam pembangunan TPA Legoknangka di Jawa Barat. Disitu pembangkit listrik dengan thermal. Jepang juga membantu Indonesia untuk membuat peraturan terkait dengan pembakaran sampah. Indonesia belum memiliki regulasi itu karena yang sudah adalah soal limbah B3. Sementara sampah itu bukan limbah B3. Kedua, Jepang bekerja sama dengan Indonesia untuk masalah pencemaran Sungai Citarum. Mereka membantu dengan sentuhan teknologi untuk pengolahan limbah tekstil dan juga pengolahan sampah. Ketiga, di tingkat regional dan internasional, Jepang juga akan bekerja sama untuk marine the fish, untuk G20 yang akan digelar di Osaka. Mereka sedang memasukan proposal ke Indonesia untuk pertemuan G20. Jepang juga mempunyai teknologi pengolahan sampah yang baik.A05