Kapolda Bali Tuding Bupati Badung Ragu Memberantas Premanisme

Denpasar [KP]-Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menyebut jika Bupati Badung Nyoman Giri Prasta ragu atau malahan takut untuk memberantas aksi premanisme di wilayahnya. Hal ini disampaikan Kapolda Bali saat meresmikan Patung Padarakan Rumeksa Gardapati di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), Renon, Denpasar (10/11). Pada kesempatan itu, Kapolda asal Manado ini menyebut semua nama pejabat di Bali yang sejatinya berani dengan aksi premanisme, di antaranya Kajati Bali sebagai jaksa anti preman, Ketua Pengadilan Tinggi Bali yang selalu menjatuhnya vonis yang tinggi kepada premanisme. Sementara saat menyebut nama Wakapolda Bali Brigjen Pol Wayan Sunartha, Golose menyebut jika banyak anggota keluarga Wakapolda yang menjadi preman di Bali. “Beliau (Wakapolda) Bali saya katakan, Pak Waka, kamu macam-macam, kamu pun saya rantai. Langsung Pak Waka mengatakan kepada keluarganya yang preman, jangan macam-macam. Kapolda Bali agak miring-miring. Dulu dia takut-takut. Saya bilang jangan takut, karena kita semua pasti mati tapi kapan kita tidak tahu. Makanya dia harus jadi Wakapolda saya supaya nyalinya maju,” ujarnya.

Selanjutnya Kapolda Bali menyebut satu persatu seluruh pejabat yang diundang seperti KPUD Bali, Forum Kerukunan Antarumat Beragama, Majelis Umum Desa Pakraman, Danrem Wirasatya, Danlanal Denpasar, para Kapolres, Walikota Denpasar para bupati dan sebagainya yang sudah sepakat melawan premanisme di Bali. “Saya cek satu persatu. Saya mau tanya dulu sebelum saya melanjutkan sambutan. Ada yang masih ragu-ragu untuk memberantas preman? Kecuali Bupati Badung. Dia agak ragu-ragu. Mana dari Badung. Pasti dia tidak datang. Mewakili saja. Beritahu dia. Sampaikan salam saya kepada Bupati Badung. Kenapa takut. Beritahu dia. Nama saya Petrus Reinhard Golose, saya berkantor di Jl WR Supratman, saya tinggal di Tohpati,” seru Kapolda dengan tegas, disambut tepuk tangan para pejabat yang hadir. Jl WR Supratman yang dimaksud adalah Kanto Polda Bali, dan Tohpati adalah rumah kediaman Kapolda Bali. Kapolda Bali menantang Bupati Badung Nyoman Giri Prasta yang disinyalir melindungi aksi premanisme di Bali.

Ancaman Kapolda Bali tersebut sangat beralasan, karena selama hampir 20 tahun lebih Bali dikuasai oleh premanisme yang hanya main gertak kepada masyarakat kecil, warga yang memiliki warung, toko, kios di pinggir jalan. Para preman ini menagih sejumlah iuran dengan alasan sebagai uang keamanan. Padahal mereka adalah kelompok kecil yang tidak ada apa-apanya. “Beberapa saya tangkap, saya rantai. Menangis. Katanya preman, jagoan, saat dirantai menangis juga. Orang kalau jago itu tidak menangis,” ujarnya. A05

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *