Juni 13, 2025

Kasus Positif di Bali Didominasi Varian Omicron

0

Denpasar[KP]-Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan, kasus positif di Bali dalam beberapa hari terakhir didominasi oleh varian Omicron. Hal disampaikan Com Ace saat dikonfirmasi sejumlah awak media di Denpasar, Senin (7/2/2022). Menurut Cok Ace, memang sudah disampaikan sebelumnya bahwa omicron karaktermya begitu cepat menyebar tapi masa sakit dan fatalitasnya juga tidak lebih tinggi. “Iya ini asli omicron di Bali. Gejalanya menular begitu cepat. Oleh sebab itu kita harapkan yang gejalanya tidak terlalu berat kita isolasi. Dan pemerintah sudah memberikan atensi lagi untuk melakukan isolasi terpusat di beberapa tempat dan laporan teman-teman di kabupaten sudah siap dan jangan lagi ada isolasi mandiri. Terutama bagi mereka yang tidak cukup punya tempat-tempat isolasi. Walaupun gejala ringan tetap dibawa ke Isoter,” jelasnya.

Menurut Cok Ace, dominasi Omicron sudah terjadi. Klaternya ada macam-macam. Ada yang banyak klaster sekolah. Kemudian ada klaster sepak bola itu cukup banyak. “Memang sudah terjadi penularan lokal di sini. Oleh sebab itu mungkin nanti akan dilanjutkan beberapa kebijakan-kebijakan antara lain masalah sekolah tidak bisa sekolah dihentikan sementara. Kita arahkan untuk isoter sekarang. Sebab kita menghindari jangan sampai ke rumah jika tidak sangat penting sekali. Jangan sampai terpenuhi oleh gejala-gejala ringan lalu orang menganggap tidak masalah,” ujarnya.

Mantan Bupati Gianyar tersebut tidak bisa merinci spesifikasi varian Omicron karena jumlahnya sudah mendominasi di Bali dan banyak dari transmisi lokal. Saat ditanya sampai saat ini berapa jumlah kasus Omicron, Cok Ace mengatakan,
secara spesifik tidak ada secara detail jumlah kasus Omicron. “Cuma laporan hariannya kan kemarin sudah turun 1.500 kasus positif, yang sebelumnya 2000 lebih kasus positif. Itu semua, sebagian besar karena omicron,” ujarnya. Walau demikian, Cok Ace tidak mau menyebutkan bahwa peningkatan kasus Omicron itu dari klaster upacara tetapi klaster kerumunan. Jadi itu menunjukkan angka tertinggi dari laporan Polda. Diantaranya terjadi (penyebaran) itu karena kerumunan. Oleh sebab itu menjadi atensi kita. Walau terjadi karena klaster kerumunan namun hingga saat ini belum ada keputusan apakah pawai ogoh-ogoh menjelang Nyepi ditiadakan atau tetap saja digelar. “Itu masih dibicarakan tentu dengan majelis desa adat dan pemerintah tidak bisa sendiri untuk memutuskan hal tersebut, kita masih tunggu,” ujarnya. A03

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *