Juni 13, 2025

PIDATO PRABOWO DI HUT KE-17 GERINDRA : “HIDUP JOKOWI”

0

*Oleh Gus Beng – Bali

Pidato Prabowo pada Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun Partai Gerindra Ke-17 pada Hari Sabtu Tanggal 15 Pebruari 2025 di Sentul Bogor Jawa Barat menjadi menarik perhatian publik di Indonesia. Gaya pidatonya tetap seperti ciri khas Prabowo, lugas penuh semangat dan diselingi guyonan, sehingga membuat para hadirin ikut bersemangat mendengarkan. Beberapa saat peserta dibuat konsen, kadang mengernyitkan kening ikut berpikir sejenak, kemudian senyum dan tertawa akibat guyonan beliau. Salah satu guyonannya yang membuat hadirin tertawa tatkala menyampaikan salam kepada Muhaimin Iskandar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), beliau menambahkan kalimat “terima kasih sudah kembali ke jalan yang benar”. Sehingga sontak semua hadirin tertawa merespon hal itu.

Pidato yang dalam Bahasa Bali disebut pidarta, merupakan salah satu jenis retorika (KBBI, 1969), dalam bahasa melayu dinamakan retorik, dalam bahasa jawa disebut retorika dan bahasa sansekerta menyebut alankarah.
Mengapa tidak menyebut bahasa latin atau yunani, karena orang timur harus segera menyudahi mengkultuskan orang-orang barat, termasuk latin dan yunani serta barat lainnya. Lebih baik menghormati peradaban manusia timur, lebih elok disebutkan pencapaian-pencapaian manusia timur.

Sebagai manusia timur justru yang perlu dibanggakan adalah leluhur dan peninggalan manusia timur sendiri(salah satunya bahasa), karena faktanya bahwa peradaban di muka bumi ini dimulai oleh leluhur orang-orang timur (asia), bukan orang barat. Lihatlah peradaban manusia di lembah sungai Indus Ras Arya India, tataplah situs Gunung Padang di Jawa Barat, tengoklah kehebatan Jengiskan dan Kubhilaikan di Tiongkok, cermatilah peradaban Bangsa Lemuria di sekitar Atlantis yang hilang.

Lebih tepat lagi sandingkan Sejarah Filsafat Barat dan Sejarah Filsafat Timur, sangat jelas lebih awal terjadi peradaban Timur, bukan di Barat. Barat memulai sejak jaman Pra-Socrates di kisaran 300 SM, sementara Timur sudah jauh lebih awal memulai, yaitu Masa Kehidupan Bangsa Arya di India sejak ribuan tahun Sebelum Masehi. Bahkan Max Muller (1883)menuliskan peristiwa pertemuan seorang filsuf India bernama Dandamis dengan Socrates, Socrates menyampaikan bahwa karyanya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan manusia. Filsuf India itu tersenyum dan berkata bahwa tidak ada yang dapat memahami hal-hal yang manusiawi dan ilahi. Dari pertemuan dan percakapan keduanya dapat dipahami siapa yang belajar dan siapa yang diajar. Sehingga Muller menyatakan bahwa peristiwa itu sangat mengesankan, perihal senyum ketenangan Filsuf India itu.

Kembali ke pidato Prabowo, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh elit nasional, semua ketua umum partai, jajaran menteri di Kabinet Prabowo-Gibran, jajaran pengurus teras Partai Gerindra Se-Indonesia. Dan menariknya lagi ada beberapa tamu spesial yaitu Joko Widodo Mantan Presiden RI atau Presiden RI Ke-7. Juga tampak Jusuf Kalla Mantan Wakil Presiden RI di jajaran depan tamu undangan.

Prabowo sangat bersemangat menyampaikan pidatonya, capaian-capaian 100 hari kerja, Program Unggulannya Makan Bergizi Gratis (MBG), mengcounter opini publik terkait komposisi kabinet yang gemuk. Prabowo tampak kesal ketika membahas kabinetnya yang dikatakan gemuk, hingga Prabowo membandingkan dengan jumlah menteri di Negara Timor Leste, yang jumlahnya 28 Menteri tetapi penduduknya hanya sekitar 1,4 Juta jiwa.

Yang paling menarik dan menjadi fokus perhatian publik tatkala Prabowo menyampaikan terima kasihnya kepada Jokowi, pujian-pujian kepada Jokowi, bahkan Prabowo berteriak seperti pekik kemerdekaan Tahun 1945 dulu, beliau memekik dari mimbar di depan : Hidup Jokowi….Hidup Jokowi, kemudian diikuti oleh para kader Gerindra serta tamu undangan.

Sekarang MARKIBAS, Mari Kita Bahas satu persatu. Gaya pidato Prabowo masih seperti dulu, penuh semangat, ada berisi joke-joke kecil. Namun dari bahasa gesture, usia tidak pernah bohong, sehingga jelas tampilan beliau 5-10 tahun lalu jauh lebih segar dan bugar. Nada suara belaiu masih bisa dikatakan mantap tegas dan lugas.

Ringkasan cerita 100 hari kerja, meski beliau menyatakan proyeksi-proyeksi positif, itu sah-sah saja karena itu namanya Evaluasi Diri, jarang ada orang menilai dirinya jelek atau kurang baik. Namun jika menggunakan pendekatan manajemen proyek yang pasti setiap proyek melampirkan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan, maka belum tepat memberikan penilaian final atas kerja 100 hari Kabinet Prabowo-Gibran. Sehingga tidak bisa memberikan nilai baik atau cukup atau pun kurang baik. Meski harus menunggu tuntas penyelesaian 1 (satu) tahun anggaran terlebih dahulu, sehingga dapat dinilai diukur setiap indikator kinerja setiap urusan pemerintahan, yang tidak kurang ada 100 lebih urusan pemerintahan, mulai dari urusan abslout, urusan wajib dasar, dan yang lainnya.

Optimisme Program Makan Bergisi Gratis (MBG), secara umum atau dengan menggunkan cara berpikir masyarakat abangan, pasti cenderung setuju dengan progran MBG, tidak peduli anggarannya dari mana, yang penting makan gratis. Namun beda ceritanya jika ditelisik dengan pendekatan kebijakan publik yang rijid. Artinya bukan hanya hal makan gratisnya, tapi terkait dengan banyak aspek. Aspek anggaran, aspek aktor-aktor yang akan terlibat, efektivitas program dan seterusnya. Aspek-aspek inilah yang banyak dipertanyakan publik, bahkan Kang Dedi Mulyadi (KDM) dan Basuki Cahaya Purnama (Ahok) berpendapat hal mekanismenya. Mereka berdua lebih setuju jika anggarannya langsung ditransfer ke rekening bank para orang tua penerima MBG, bukan dengan cara membuat dapur umum, memasak, membagikan makanan secara konvensional. Mekanisme yang telah diuji coba cenderung berorientasi proyek, sementara jika menerapkan saran masukan KDM dan Ahok akan jauh lebih efektif, bahkan orang tua penerima MBG juga bisa dapat makan, kemudian tidak merepotkan para pejabat di daerah.

Selanjutnya poin yang paling menarik adalah pekik Hidup Jokowi….Hidup Jokowi yang dipekikkan oleh Prabowo dari podium di mimbar depan. Peristiwa ini dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya aspek pembicara, aspek audiens/pendengar/pemerhati sebagai penilai subyek yang dibicarakan, serta ketiga adalah aspek subyek pembahasan atau pembicaraan.

Sebagai pembicara atau penyampai pidato, secara personal benar, sangat benar Prabowo menyampaikan pekik itu. Prabowo bisa dikatakan utang budi pada Jokowi, karena Jokowi beliau Pak Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan di Periode Kedua Kabinet Jokowi. Jasa kedua Jokowi kepada Prabowo, memberi anugerah Pangkat Jenderal Penuh (Bintang Empat) kepada Prabowo, itu di ujung masa jabatan periode kedua Jokowi. Hal itu kontradiktif dengan pemberhentian Prabowo yang dulu rekomendasinya diteken oleh Dewan Pertimbangan Jabatan Tinggi (WanJakti) TNI, ada Susilo Bambang Yudoyono dan Agum Gumelar di sana. Artinya memang Jokowi memberi tempat terhormat pada Prabowo.

Jasa ketiga Jokowi kepada Prabowo adalah memberikan anaknya Gibran berpasangan di Pilpres 2024 dengan Prabowo, dan menurut versi resmi KPU RI pasangan Prabowo-Gibran memenangkan kontestasi itu. Sehingga dari beberapa rangkaian peristiwa di atas, maka wajar pak Prabowo berapi-api memberi pujian
kepada Jokowi, serta memekikkan frase Hidup Jokowi….Hidup Jokowi. Seolah tanpa Jokowi maka Prabowo tidak akan menjadi seperti saat ini.

Aspek audiens atau penonton, tidak hanya penonton di acara HUT Gerindra Ke-17 itu, sebab ada audiens di luar gedung yang jumlahnya jauh lebih banyak, lebih dari 200 juta penonton. Apakah semua penonton itu suka senang dengan pekik Hidup Jokowi itu? Langsung jujur menohok saja, kelompok Anak Abah yang Kaum 24 dan Kelompok Mak Banteng Kaum 16 pasti kurang suka dengan pekik itu. Mengapa?karena pekikan itu memaknai upaya pengkultusan kembali terhadap Jokowi, diduga itu akan berbahaya sekali. Mungkin saja Jokowi akan kembali merasa jumawa, merasa kinerjanya 10 tahun sukses, padahal parameter kinerja pemerintahan sangat jelas, ada lebih dari 100 indikator kinerja, bukan cuma dengan rilis lembaga survei (diduga berbayar diduga dipesan), di sinilah titik persoalannya. Bagi audiens yang tidak memiliki rasa sama dengan Prabowo (yg sdh ditolong 3X secara pribadi oleh Jokowi), kemudian langkah memuluskan Prabowo dan Gibran menjadi pemenang kontestasi Pilpres 2024 BUKAN Indikator kinerja Pemerintah, Bung?! Di sinilah mungkin konyolnya?

Lalu apa efek dari Pekik Hidup Jokowi itu terhadap Prabowo? Jelas publik atau audiens yang jumlahnya lebih 200 juta itu menilai kemana arah Prabowo ke depan dalam panggung politik nasional. Banyak yang meyakini bahwa rating Jokowi dan keluarga tidak semanis rilis lembaga survei (yang diduga berbayar), jika hitung menghitung otak atik hasil Pileg 2024 dan Pilpres 2024, bukan hanya kepuasan publik, namun elektoral Jokowi dan keluarganya sulit menyentuh angka 25% sekalipun.

Hal di atas akan menjadi bumerang buat Prabowo di laga Pilpres 2029, jika ada tokoh-tokoh nasional jeli untuk bermain di 2029, Bisa Saja Pendatang Baru Tanpa Beban Masa Lalu dapat memenangkan laga di Pilpres 2029, sebab publik rasanya sudah muak dengan wajah-wajah lama, yang belum juga mampu membersihkan Korupsi Kolusi Dan Nepotisme di negeri ini. Lihat saja Kabinet Prabowo-Gibran saat ini, berapa oknum menterinya yang diduga sedang berurusan dengan hukum tindak pidana korupsi? Demikian catatan tentang Pidato Prabowo yang Sangat Mengagumi Jokowi, meski pernah dikalahkan 2X, dengan marahnya dia berapi-api kala itu, di Tahun 2014 dan Tahun 2019.
Akhir kata, yang paling lucu Prabowo seperti tidak terima dikatakan kabinetnya gemuk, padahal memang gemuk, jumlah menteri dan wakil menterinya di kisaran 80 sampai 100an orang. Mestinya Prabowo membandingkan jumlah menteri dengan Brasil (31 Menteri) dan Amerika (15 Menteri) yang luas wilayah dan jumlah penduduknya mirip dengan Indonesia. Mengapa yang dipakai pembanding justru Negara Timor Leste, ini mungkin sangat konyol, mengapa pembandingnya bukan untuk menjadi LEBIH MAJU? Tidak apple to aple.
Semoga para pembaca tetap waras.

  • Penulis adalah akademisi dan pengamat sosial politik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *