Sektor Perikanan dan Lingkungan Laut jadi Fokus Pembangunan Pemerintah RPJM 2020-2024
Kuta [KP]-Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Bambang Brodjonegoro membuka secara resmi dan sekali sebagai pembicara kunci dalam acara workshop nasional bertema “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal) No.14. Menuju Pembangunan Berkelanjutan” di Kuta,Bali, Senin (3/12) sore. Worksop tersebut untuk memberikan masukan kepada Bappenas yang tengah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2020- 2024.
Saat tampil sebagai pembicara, Menteri Bambang Brojonegoro menekankan beberapa hal penting yang saat ini sedang dikerjakan pemerintah. Salah satunya adalah fokus pada upaya konservasi perikanan dan kelautan. Fokus bukan hanya produksi ikannya, tetapi juga menjaga lingkungan hidup dari wilayah lautnya, dan kemudian menjadikan perikanan sebagai sumber goals lainnya dalam SDGs.
“Tentunya dalam peningkatan produksi ikannya tapi juga menjaga lingkungan hidup dari wilayah lautnya. Kemudian, kami juga ingin menjadikan perikanan ini sebagai sumber dari goals di dalam SDGs. Artinya untuk membantu pengurangan stunting, tapi juga membantu upaya kita dalam meningkatkan ekspor. Jadi ada aspek ekonominya juga ada aspek sosial dan kesehatan juga nanti kita dorong dari penguatan SDGs No 14 itu,” tambah Bambang. Setelah diteliti, ikan ternyata menyimpan 60 persen nutrisi yang diperlu manusia terutama anak-anak usia emas. “Dari pada kita makan daging walau penting, sapinya harus import dari Australia, lebih baik makan ikan, yang memenuhi 60 persen nutrisi,” ujarnya.
Menurut Bambang dalam upaya SDGs No 14, dan meningkatkan konservasi Perikanan dan Kelautan tentunya akan mengurangi kemiskinan dan stunting. “Kalau kemudian produksi ikan meningkat atau rumput laut meningkat, dan kemudian ada upaya nilai tambah dari produk perikanan dan kelautan itu sendiri. Maka itu, akan memberikan pekerjaan bagi banyak orang dan akhirnya bisa mengurai kemiskinan,” ujarnya.
Selain itu, dari upaya peningkatan produksi Perikanan dan Kelautan akan menjadi sumber gizi. “Kalau produksi perikanan meningkat ikan menjadi sumber dan gizi. Maka bisa membantu mengurangi stunting. Mengurangi stunting jelas akan menguraingi kemiskinan,” katanya. Data terakhir menunjukan, ada 30 persen anak-anak Indonesia mengalami kekurangan gizi di usia emas. Kalau mereka kekurangan gizi maka mereka akan menjadi bodoh, tidak berprestasi di sekolah. Kalau bodoh mereka akan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang proporsional. Kalau tidak mendapatkan pekerjaan yang seimbang maka akan terjadi kemiskinan atau tindak kriminalitas yang juga menjadi beban bagi negara. Jadi dengan makan ikan saja, Indonesia akan memperoleh bonus demografi yang berkualitas.
Bambang juga menyampaikan, untuk yang dibahas dalam workshop tersebut, nantinya akan menjadi RPJM 2020-2024. “Untuk target kita ingin memastikan produksi perikanan kita, adalah yang sudah berkelanjutan dalam pengertian dalam lingkungan sekitarnya terjaga dengan baik dan bisa memberikan nilai tambah lebih pada ekonomi maupun sektor ekonomi lainnya,” ujarnya. A05