Simbol Ensiklik Laudato Si Ikut Diperlihatkan dalam Penanaman Mangrove yang Diberkati Paus di Bali

Denpasar[KP]-Publik Bali dikejutkan dengan penanaman pohon mangrove yang diberkati oleh Sri Paus Fransiskus di Taman Kura-Kura Bali, Minggu sore (8/9/2024). Saat itu pohon mangrove yang diberkati oleh Sri Paus Fransiskus ditanam bersama-sama dengan beberapa pejabat lainnya. Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan mempelopori penanaman mangrove tersebut. Selain itu, ditemani oleh beberapa pejabat tinggi lainnya yakni Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya, Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni, Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan sebagainya. Hadir juga dalam penanaman tersebut Calon Gubernur Bali Made Muliawan Arya dan pasangannya Putu Agus Suradnyana dan Calon Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta.
Hal menarik dari penanaman tersebut adalah simbol ensiklik apostolik Laudato Si juga diperlihatkan kepada publik. Bahkan simbol tersebut dipegang oleh Nyoman Giri Prasta saat melakukan penanaman secara simbolik pohon mangrove yang diberkati oleh Sri Paus Fransiskus. Ensiklik apostolik Laudato Si dikeluarkan oleh Paus yang secara khusus berbicara tentang perlindungan terhadap bumi sebagai rumah bersama umat manusia tanpa kecuali. Melindungi dan merawat bumi adalah tanggung jawab bersama umat manusia tanpa sekat, tanpa perbedaan. Ensiklik apostolik Laudato Si ini dikeluarkan oleh Paus Fransiskus sebagai kritik terhadap seluruh bangsa di bumi yang mengeksplorasi alam secara berlebihan. Paus melihat bumi atau alam semesta ini harus diperlakukan sama seperti manusia, sama seperti saudara kandung manusia. Laudato Si (Latin) yang berarti Terpujilah Tuhan yang telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya.
Menurut Luhut, ada 5 pohon mangrove yang diberkati oleh Sri Paus Fransiskus. Lima pohon itu adalah simbol dari Pancasila atau lima sila dari Pancasila. Lima pohon itu sudah ditanam di lima provinsi di Indonesia yakni Teluk Jakarta, Medan, IKN, NTT dan Bali. “Pemilihan lokasi atau provinsi dilakukan secara random saja. Yang terpenting adalah mangrov yang sudah diberkati oleh Sri Paus Fransiskus ditanam di lima wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Menko Marves juga mengungkapkan bahwa penanaman bibit mangrove kali ini menjadi sejarah karena tradisinya, pohon yang diberkati oleh pimpinan tertinggi Katolik dunia biasanya adalah pohon palem, bukan mangrove. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengkoneksikan dengan Pusat Penelitian Mangrove Internasional Mohamed Bin Zayed-Joko Widodo di Bali. “Jadi tidak ada yang kebetulan. Ini adalah rencana alam semesta. Nanti, penelitian ini akan kami coba kembangkan, termasuk mengenai rumput laut yang berkaitan dengan lingkungan, seperti plastik yang menjadi masalah besar. Masalah sampah adalah persoalan paling krusial dan mungkin paling berat bagi saya,” kata Menko Marves.
Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengatakan, simbolisasi pelestarian alam dan perlindungan bumi melalui penanaman bibit mangrove tersebut sangat sejalan dengan kearifan lokal Bali, yaitu ajaran Sad Kerthi atau 6 Penyucian dan Pemuliaan, serta Tri Hita Karana dalam menjaga harmonisnya hubungan antara manusia dengan Tuhan “Parahyangan”, manusia dengan alam “Palemahan”, dan manusia dengan sesama “Pawongan”. “Karenanya, kami turut berbangga dan bersyukur. Dari lima bibit mangrove yang diserahkan Bapak Menko Marves kepada Yang Mulia Paus Fransiskus dan telah diberkati, salah satunya kini berada di Bali untuk tumbuh dan berkembang,” kata Mahendra Jaya. “Semoga doa dan berkat dari Yang Mulia Paus Fransiskus pada bibit mangrove tersebut akan memberikan vibrasi positif bagi kehidupan, kedamaian, kebahagiaan, harmoni, dan kelestarian alam Bali,” tandas pria kelahiran Singaraja tersebut.
Ia juga berharap Bali dapat memberikan vibrasi positif, terutama dalam misi perlindungan dan pelestarian alam. “Hutan Mangrove di Tahura Ngurah Rai dahulu sebagian besar rusak akibat aktivitas tambak, kemudian mulai tahun 1984 secara bertahap dilakukan pemulihan, dan kini menjadi kawasan Hutan Mangrove seluas lebih dari 1.300 hektare yang menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 spesies fauna,” tambahnya lagi.
Uniknya, dalam prosesi penanaman tersebut, Penjabat Gubernur Bali yang didaulat untuk menanam juga mengajak para calon dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali, yakni I Nyoman Giri Prasta serta I Made Muliawan Arya (De Gadjah), yang juga hadir dalam kesempatan tersebut. “Ini sebagai bukti bahwa Bali adalah Bali yang shanti, Bali yang terberkati,” tandas Pj Gubernur sesaat setelah penanaman.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Gereja Katedral Jakarta, Paus Fransiskus menerima bibit pohon mangrove dari Menko Marves sebagai simbol penghormatan terhadap perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia. Paus Fransiskus juga menyampaikan seruan kepada dunia untuk melindungi planet ini dan mendesak para pemimpin dunia untuk mematuhi Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim, yang bertujuan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C. A01