Target 5 Juta Wisatawan, Borobudur Dijual di Bali

Denpasar (KP)-Deputi Pengembangan Pemasaran Regional I Kementerian Pariwisata menggelar misi penjualan destinasi pariwisata prioritas (DPP) di Kuta Bali, Kamis (11/10). Dalam penjualan tersebut, Kemenpar memfasilitasi sekitar 10 industri dari Jogyakarta, dan Jawa Tengah sebagai sellers. Mereka terdiri dari travel agent, tour operator, hotel, resort, homestay, desa wisata. Para sellers ini diajak bertemu dengan sekitar 50 industri pariwisata Bali sebagai buyers.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Regional II Kementerian Pariwisata Sumarni mengatakan, Borobudur sebagai satu di antara 10 DPP menjadi andalan dalam mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) maupun menggerakan wisatawan nusantara (wisnus) di tanah air. Penjualan ini di 6 kota di Indonesia adalah dalam rangka memenuhi target kunjungan 5 juta wisatwan ke Borobudur tahun 2019. Sementara tahun 2018 ditargetkan sebanyak Rp 4,5 juta wisatawan. “Untuk memenuhi target itu kita menjualnya di 6 kota di Indonesia. Bali menjadi tempat penjualan yang ketiga setelah Jakarta dan Surabaya. Nanti akan dilanjutkan ke 3 kota lainnya. Kegiatan misi penjualan ini sebagai upaya mendorong peningkatan kunjungan wisnus melalui penjualan paket-paket wisata ke Borobudur yang tahun ini mentargetkan 4,5 juta wisnus dan akan meningkat menjadi 5 juta wisnus pada tahun depan,” katanya.
Menurutnya, penjualan Borobudur di Bali memang sudah lama direncanakan. Namun kebetulan kali ini bertepatan dengan kegiatan Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank. Ini akan menambah peluang bagi Borobudur untuk mendatangkan banyak wisatawan terutama wisatawan mancanegara. Bali dipilih sebagai tempat untuk memasarkan paket wisata Borobudur dengan mempertimbangkan kemudahan unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) utamanya konektivitas penerbangan langsung dari Bali ke Semarang, Jawa Tengah maupun ke Yogkarta. Penerbangan dari Bali ke Semarang tercatat sebanyak 8 sampai 10 kali penerbangan per hari dengan maskapai Garuda, Citilink, Lion, Wings dan Nam Air. Sedangkan ke Yogyakarta 8 kali penerbangan dengan Garuda, Wings, Air Asia dan Nam Air. “Kegiatan misi penjualan ini sebagai bagian dari strategi memasaran 10 DPP dengan pendekatan DOT (Destination, Origination, dan Time),” katanya.
Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, diharapkan terjadi kontrak antara penjual dari Yogyakarta dan pembeli dari Bali. Bali merupakan potensi yang paling menguntungkan karena menjadi jendela Indonesia di mata dunia. Dari Bali bahkan bukan hanya Borobudur saja yang dijual melainkan 10 destinasi baru akan dijual di Bali. Ke-10 destinasi itu juga masuk dalam DPP yakni Danau Toba; Tanjung Kelayang; Kepulauan Seribu; Tanjung Lesung; Borobudur, Bromo Tengger Semeru; Morotai; Wakatobi; Labuan Bajo; dan Mandalika.
Dalam kegiatan misi menjualan DPP Borobudur di Bali selain menggelar pertemuan bisnis dalam table top, juga dipaparkan perkembangan terkini destinasi Borobudur oleh Tim Percepatan Prioritas Pariwisata Borobudur, serta paparan produk berupa paket wisata dari masing-masing sellers. Seperti dalam penjualan sebelumnya, minimal transaksi mencapai Rp 2,5 miliar. Untuk Balli dipastikan akan melebihi angka tersebut karena potensinya sangat besar. A08