Ahli Kelautan Indonesia Berpeluang Berperan Aktif dalam Menjaga Laut Global
Denpasar [KP]-Indonesia kembali menjadi tuan rumah acara Lokakarya Pelaporan dan Penilaian Laut Global PBB yang ke-2 yang digelar di Kuta Bali, Kamis (8/11). Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 100 orang dengan latar belakang pejabat pemerintah, peneliti, anggota organisasi kelautan regional, serta anggota badan khusus PBB dari berbagai negara. Mereka berkumpul di Bali pada Lokakarya/workshop ke-2 untuk Pendampingan Proses Regular dalam Pelaporan dan Penilaian Kondisi Kelautan Global yang diadakan Pemerintah Indonesia melalui Kemenko Bidang Kemaritiman dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Acara yang diikuti oleh peserta dari Inggris, Saudi Arabia, Iran, Sudan, Sierra Leone, Vietnam dan Portugal akan berlangsung selama dua hari dibuka hari Kamis (8-11-2018). Dalam lokakarya ini juga akan mengkaji secara rutin kondisi terkini dari lingkungan, ekonomi dan aspek sosial laut secara global serta aspek sosio-ekonomi kelautan. Lokakarya ini dihadiri juga oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Purbaya Yudhi Sadewa dan Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Bali mewakili Gubernur Bali serta perwakilan badan PBB untuk Urusan Kelautan dan Hukum Laut Marco Boccia.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Purbaya Yudhi Sadewa dalam sambutannya menyatakan pentingnya kajian-kajian terbaru mengenai kondisi laut saat ini maupun perkiraan yang akan datang. “Saat ini kita memiliki beban berat dibahu kita untuk menyediakan data faktual dan akurat yang akan digunakan oleh para pengambil keputusan di berbagai belahan dunia dalam memanfaatkan sumber daya laut,” ujarnya. Tanpa data ilmiah yang akurat, menurut Deputi Purbaya, dia khawatir kebijakan yang dibuat justru malah membahayakan kelangsungan laut. Ia menambahkan bahwa kesempatan menjadi tuan rumah ini merupakan momentum penting untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam isu-isu kelautan. “Kita ingin mendorong isu-isu kelautan yang masuk dalam fokus pemerintah, mempromosikan keahlian para pakar kelautan kita, mengidentifikasikan isu kelautan di tingkat regional dan global serta yang paling penting adalah membangun jaringan yang lebih luas,” kata Deputi Purbaya. Beberapa isu yang dibahas pada lokakarya ini antara lain, pengelolaan Samudera Hindia, sampah plastik laut, peningkatan kapasitas, penanganan IUUF ( Illegal, Unregulated, Unreported Fishing ), penanganan tumpahan minyak, penambangan bawah laut, ketahanan pangan, budidaya perikanan, perubahan iklim serta pariwisata bahari.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Ayodhia G.L. Kalake, sebagai “chair” pertemuan, menjelaskan bahwa lokakarya dilakukan dalam bentuk diskusi terbuka dengan topik-topik bahasan yang telah ditentukan. “ Workshop ini akan memfasilitasi dan meminta masukan dari para pakar dari negara dan organisasi regional dan internasional yang kompeten. Ini adalah kesempatan bagi para ahli kelautan Indonesia untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menyiapkan data ilimiah untuk kebijakan secara global,” ujarnya.
Kegiatan yang menjadi agenda rutin Majelis Umum PBB ini adalah bentuk mekanisme global untuk meninjau keadaan lingkungan laut, termasuk aspek sosial ekonomi, secara terus menerus dan sistematis dengan memberikan penilaian reguler di tingkat regional global dan pandangan terpadu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Penilaian ini akan mendukung pengambilan keputusan berdasarkan informasi sehingga dapat memberikan kontribusi untuk mengelola secara berkelanjutan kegiatan manusia yang mempengaruhi lautan, sesuai dengan hukum internasional, termasuk UNCLOS ( United Nations Conventions on The Law of The Sea ) dan instrumen dan inisiatif internasional yang berlaku lainnya. Lokakarya pertama yang diinisasi pasca KTT Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2002, tersebut telah dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada 29 – 30 November 2017. Dan kali ini merupakan lokakarya yang kedua dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya. A05