Ombudsman Bali Atensi Asrama Rindam IX Udayana yang Selalu Direndam Banjir
Tabanan[KP]-Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali Umar Ibnu Alkhatab memberikan atensi yang besar terhadap maraknya informasi pemberitaan melalui media massa tentang Asrama Resimen Induk Kodam (Rindam) IX Udayana yang berlokasi di Tabanan Bali. Selaku Ombudsman RI Perwakilan Bali, Umar mengaku ingin melihat dari dekat berbagai informasi tersebut. “Kita baca dan serap informasi baik melalui pemberitaan di berbagai media, dan juga informasi masyarakat. Kita langsung turun ke lapangan pada Rabu (9/12/2020). Di sana kita bertemu dengan Danrindam IX Udayana dan beberapa anggota di Asrama Rindam. Dan memang benar adanya. Infrastruktur luarnya sangat tidak representatif, dibangun secara swadaya, ala kadarnya,” ujarnya di Denpasar, Kamis (10/12/2020).
Menurut Umar, saat meninjau lokasi, dirinya diterima langsung oleh Danrindam IX Udayana Kolonel Inf. Joao Xavier Barreto Nunes. Dirinya langsung menjelaskan, jika Ombudsman dengan salah satu tugas utama mengawasi pelayanan publik ingin melihat langsung informasi tentang Asrama Rindam IX Udayana yang sering kebanjiran selama 33 tahun. Ia menceritakan, setelah diterima Danrindam IX Udayana, dirinya dibawa ke aula melihat presentasi langsung oleh Danrindam IX Udayana tengang kondisi yang sebenarnya. “Dan memang benar adanya. Saat hujan lebat, Asrama Rindam, bahkan lapangan tempat latihan anggota TNI juga seperti danau buatan. Sangat memprihatinkan. Ada juga testimoni anggota keluarga TNI di Rindam, yang katanya sudah 33 tahun terus ditemani banjir setiap kali musim hujan. Namun kalau hanya presentasi dalam ruangan saya tidak yakin. Saya minta langsung ke lokasi tempat banjir. Dan memang benar adanya. Banyak pintu rumah anggota yang harus ditemboki agar bisa menahan banjir,” ujarnya.
Menurut Umar, kondisi Asrama Rindam IX Udayana memang sangat memprihatinkan. “Kami meminta pemerintah setempat, terutama Dinas PU baik Provinsi Bali, maupun Kabupaten Tabanan agar segera memperhatikan infrastruktur penyebab banjir yang mengarah ke Asrama Rindam IX Udayana. Kalau pun tidak membangun fasilitas di Asrama Rindam IX Udayana, tetapi minimal membangun saluran air yang berada di luar kompleks Rindam, sebab disana ada perumahan warga yang terindikasi tidak ada saluran airnya,” ujarnya. Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi Asrama Rindam IX Udayana. “Disini tempat latihan, tempat penggemblengan anggota TNI mudah, yang nantinya akan mengawal NKRI ini. Bagaimana mungkin fasilitasnya tidak nyaman, tidak representatif. Kita sangat prihatin,” ujarnya. Dirinya berjanji akan berkoordinasi dengan PU setempat untuk membangun infrastruktur di luar asrama, sebab itu menjadi tanggungjawab pemerintah setempat.
Seperti diberitakan, Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) IX Udayana Inf. Joao Xavier Barreto Nunes nekat membangun tembok pembatas antara Asrama Rindam IX Udayana dengan pemukiman warga. Pembangunan dilakukan secara swadaya. Material seperti batu, pasir, semen dan sebagainya merupakan pemberian secara sukarela dari warga. Pembangunan itu sempat diprotes warga sekitar namun setelah dijelaskan maka semuanya akhirnya memahami.
Menurut Danrindam, persoalan utama adalah di pemukiman warga tidak ada saluran air. Dan alur air dialihkan mengarah ke kompleks Rindam IX Udayana. Tembok dibangun untuk pembatas dan alur air dikembalikan ke tempat semula. Sebab, ternyata setelah ditelisik, banyak alur air yang ditutup untuk pemukiman. Setelah dijelaskan, masyarakat akhirnya memahami. “Intinya kita cari jalan keluar bersama-sama. Masyarakat di pemukiman juga adalah warga saya, mereka adalah warga negara Indonesia maka mereka juga adalah warga saya juga. Sementara anggota saya juga jangan sampai jadi korban,” ujarnya. Pembangunan drainase akan dilakukan dengan membangun gorong-gorong di bawah jalan utama. Jadi di atas jalan raya, di bawahnya alur air. “Saya sudah hitung. Selokan kira-kira sepanjang 300 meter saja,” ujarnya. A01