Tamba: Tolak PPKM Darurat Diperpanjang Tapi ada Syaratnya
Denpasar[KP]-Bupati Jembrana I Nengah Tamba adalah bupati pertama di Bali yang dengan tegas menolak jika PPKM Darurat diperpanjang. Saat dikonfirmasi Selasa pagi (20/7/2021), Tamba menjelaskan jika penolakan itu atas permintaan dan aspirasi masyarakat. “Saya ini bupati yang tiap hari berada di lapangan. Berada di garis depan menegakkan PPKM Darurat kemarin. Dan sampai sekarang pun saya tetap berjuang menegakkan pelaksanaan Prokes di Jembrana. Saya yang paling tahu tentang Jembrana. Dan aspirasinya adalah meminta dengan hormat agar PPKM Darurat tidak diperpanjang. Saya tegaskan bahwa saya akan meminta kepada pemerintah, agar tidak memperpanjang PPKM Darurat atau apalah istilahnya,” ujarnya dengan suara tinggi. Ia mengaku jika selama ini telah mendapatkan penghargaan Pin Perak dari Polri sebagai bupati yang mampu menegakkan Prokes yang baik. “Saya garis depan di Jembrana, turun ke desa, ke pasar, jadi saya tahu banget situasinya. Dimana-mana saya bicara Prokes. Mungkin seiring dengan kesadaran masyarakat yang tinggi soal Prokes di Jembrana, saya dapat penghargaan Polri Pin Perak dalam penerapan PPKM,” urainya.
Menurut Tamba, menolak perpanjangan PPKM Darurat di Jembrana itu bukan tanpa alasan. Penolakan itu dilakukan tetapi dengan syarat yang ketat. Ia mengatakan, di depan masyarakat ia berjanji akan menolak PPKM Darurat diperpanjang namun syaratknya keras. Yakni pertama, masyarakat harus taat Prokes secara ketat, selaku menggunakan masker, menjaga jarak, dilarang berkerumun, selalu mencuci tangan. Kedua, harus siap divaksin dan bila perlu proaktif mempercepat vaksin dirinya, sebab stok vaksin mencukupi. Tanpa dua syarat ini, maka dirinya tidak akan memperjuangkan penolakan PPKM Darurat diperpanjang. “Jadi saya katakan bahwa saya akan menolak PPKM Darurat diperpanjang, asalkan masyarakat penuhi dua syarat tadi yakni tegas melakukan Prokes dan siap divaksin. Sebab di Jembrana masih ada masyarakat yang menolak vaksin. Dan mereka siap melaksanakan dua syarat itu. Makanya saya bilang akan menolak PPKM Darurat diperpanjang di Jembrana,” sengitnya. Ia mengatakan, PPKM Darurat tidak dibutuhkan di Jembrana jika masyarakat memenuhi dua syarat tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyatakan bakal menolak dan tak setuju jika PPKM Darurat kembali diperpanjang. Pernyataan Bupati Tamba itu disampaikan disela memberikan sumbangan kepada warga, Senin (19/7/2021) kemarin.
Bupati menegaskan tidak mendukung jika ada perpanjangan PPKM darurat, karena menurutnya, rumus atau kunci sukses menekan kasus Covid-19 tergantung dari disiplin masyarakat menjalankan protokol kesehatan (prokes). “Kalau masyarakat disiplin, kita tidak usah lakukan itu (PPKM darurat). Kuncinya ada di kita. Kenapa pemerintah tegas, karena kita tidak disiplin. Jadi rumusnya kita disiplin. Tapi suruh vaksin saja ngak mau,” ujar Bupati Tamba
Sementara secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata mengatakan, untuk menekan kasus Covid-19, pihaknya menilai, jika pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diakui masih cukup ampuh.
Buktinya, dari 23 kasus meninggal, dari tanggal 23 Juni-18 Juli 2021, hanya satu orang yang sudah mendapat vaksin dosis pertama dengan komorbid.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 orang memiliki komorbid, sehingga menyebabkan kondisi kesehatan pasien menurun drastis.
“Komorbid itu artinya sudah punya penyakit bawaan seperti jantung, hipertensi, kencing manis dan lain sebagainya yang memberatkan jika terkena Covid-19 dan membuat meninggal,” terang Oka Parwata.
Sedangkan terkait perkembangan kasus Covid-19 di Jembrana, dari data mulai 1 Juni-18 Juli 2021, dari total 745 orang terkonfirmasi positif, sebanyak 107 orang sudah menjalani vaksin pertama dan 148 orang sudah menerima vaksin lengkap (kedua).
Sedangkan sisanya, yakni sebanyak 490 orang sama sekali belum mendapat suntikan vaksin.
“Vaksin memang tidak menjamin seratus persen orang kebal dari virus, tetapi bisa mengurangi risiko gejala berat hingga risiko fatal,” imbuh Oka Parwata.
Sementara itu, terkait target sasaran vaksinasi di Jembrana, imbuh Oka Parwata, berdasarkan KPCPEN ada sebanyak 230.654 orang.
Dari jumlah tersebut, sudah tervaksin dosis pertama sebanyak 195.319 orang atau 84.68 persen.
“Untuk Sisa waktu hingga akhir bulan Juli ini, masih ada 35.335 orang yang belum divaksin. Kami masih upayakan agar capaian dipercepat. Sehingga kami mengajak masyarakat untuk datang ke tempat -tempat vaksin yang sudah disediakan, baik di puskesmas maupun di desa-desa yang dijadwalkan,” tukas Kadiskes. A02