Thomas Bili Cetak Pribadi Mandiri di Medan Kerja(Bagian I)

Denpasar [KP]-Warga Kota Denpasar tidak asing lagi dengan pria kelahiran Karerobho, Sumba, 29 Agustus 1962 silam. Terutama umat Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar. Dialah pria bersahaja bernama Thomas Bili. Bisa dikatakan dia pria pemberani dan prinsipil. Dikatakan berani karena Thomas memutuskan untuk mengundurkan diri dari statusnya sebagai PNS di Kodam IX/Udayana tahun 1995. Saat itu bisa dikatakan tidak mudah menjadi PNS. Selain status sosial yang terhormat, juga bayang-bayang kemapanan di depan mata. Namun dia memilih mundur. Dikatakan prinsipil karena dalam benaknya ternyata Thomas memiliki visi besar. “Jangan berteori kalau ternyata itu omong kosong. Teori itu harus terimplementasi dalam praktek yang menghasilkan uang, mandiri, dan bisa mempekerjakan orang lain,” ujarnya saat berbincang dengan klikpolitik.net di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Thomas mengisahkan, saat menjadi PNS di Kodam IX/Udayana, dirinya masih tamat STM Saraswati. Setelah sekian tahun menjadi PNS dengan hanya berbekalkan ijazah STM, pria asal Sumba ini merasa tidak nyaman. “Saya merasa hidup ini monoton. Begitu-begitu saja. Tidak ada perubahan. Kemudian saya memutuskan untuk kuliah di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar jurusan teknik mesin. Jadi paginya kerja sebagai PNS di Kodam IX Udayana, sorenya saya kuliah. Saya ingin berubah, ingin maju,” ujarnya. Thomas akhirnya meraih gelar insinyur (Ir) di bidang mesin. Tahun 1995, putra dari pasangan Bulu Palla dan Katarina Wini Kaka ini memutuskan untuk mundur dari PNS.

Kode VOUCHER :088/PKM/2022
Dapatkan Discount Rp. 1.000.000,- dengan menunjukkan kode voucher ini, *syarat dan ketentuan berlaku, Expired 31 Maret 2022
Setelah mundur dari PNS di Kodam IX Udayana, dan setelah mengantongi gelar insinyur, Thomas bekerja di sebuah hotel sebagai enginer. Selain bekerja di hotel, Thomas juga mengajar di BPLE Tiara atau Tiara Course jurusan mesin. Kemudian tahun 1996, bersama dengan beberapa mitra lainnya, ia mendirikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknik Agape sampai tahun 2000. Kenyang dan sudah makan garam dengan berbagai pengalaman tersebut, pria lembut ini mendirikan Yayasan Cipta Karya Mandiri yang beralamat di Jl Tukad Batanghari XI No 9X Denpasar. Di bawa bendera Yayasan Cipta Karya Mandiri, Thomas mendirikan Kampus Mandiri, sebagai tempat belajar bagi warga dan anak-anak muda untuk mendaratkan teorinya di Medan kerja. (bersambung). A02