Warga Binaan Perempuan di Lapas Kerobokan Unjuk Kebolehan dalam Pentas Seni Budaya
Denpasar[KP]-Warga binaan perempuan di Lapas Kelas II A Kerobokan Denpasar unjuk kebolehan dalam pentas seni budaya dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke-75, Senin (24/8). Beberapa pentas seni budaya yang digelar sepertipaduan suara lagu perjuangan, senam Zumba (Team Bengker Lapas), Dance Kontemporer, Band “Suara Hati” dan Parade seni nusantara. Acara bertajuk “Parade Seni Modern dan Seni Nusantara Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)” ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Provinsi Bali Jamaruli Manuhuruk, Kepala Divisi Pemasyarakatan Suprapto, Kepala Divisi Keimigrasian Eko Budianto, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Konstantinus Kristomo serta Kepala Unit Pelaksana Teknis se Denpasar dan Badung. Acara dimeriahkan oleh 100 orang WBP Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar dengan menampilkan pegelaran seni modern dan nusantara yang merupakan murni hasil karya dari WBP.
Ketua Pelaksana Kegiatan yang juga adalah Kepala Lapas Perempuan Denpasar, Lily mengatakan, semua jenis pentas seni merupakan hasil karya warga binaan. “Mereka menciptakan sendiri, mereka berlatih sendiri,” ujarnya.Kepala Divisi Pemasyarakatan Suprapto mengatakan, potensi yang dimiliki oleh WBP yang ada di Lapas Perempuan Denpasar agar dikembangkan dan ditampilkan sehingga masyarakat mengetahui kreativitas yang dimiliki oleh WBP. “Potensi seni dan kreatifitas harus terus menerus dikembangkan agar seni tidak mati, sekalipun mereka berada dalam pembinaan,” ujarnya.
Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM Bali Jamaruli Manuhuruk mengatakan, seluruh warga binaan jangan sampai patah semangat dan berkecil hati. Meskipun berada dalam Lapas, seni dan kreatifitas harus tetap dikembangkan. “Jangan patah semangat maupun berkecil hati karena meskipun berada di dalam Lapas para WBP masih dapat menunjukkan kreativitasnya misalnya dalam seni tari maupun pertunjukan,” ujarnya.
Selain itu selama WBP berada di dalam lapas hanya jasmani yang terbatas tetapi pikiran tidak terbatas sehingga memungkinkan bagi WBP untuk dapat berkonsentrasi lebih dalam menunjukkan kreativitasnya dan kreativitas berupa seni pertunjukan yang dibuat oleh WBP tersebut dapat didaftarkan sehingga menjadi Hak Kekayaan Intelektual yang baru. Diakhir sambutannya, Jamaruli berharap agar seluruh WBP untuk menunjukkan kreativitasnya, mengikuti pembinaan dan melakukan yang terbaik selama di dalam Lapas sehingga dapat menjadi bekal pada saat kembali ke masyarakat nantinya. A04